Garut (ANTARA) - Kabupaten Garut, Jawa Barat, merayakan Hari Jadi ke-212 pada 16 Februari 2025, usia yang lebih dari dua abad perjalanan. Garut tidak hanya menjadi wilayah administratif, tetapi juga simbol sejarah, budaya, dan keberlanjutan. Perayaan tahun ini menjadi momentum refleksi atas pencapaian, tantangan, serta harapan menuju masa depan yang lebih gemilang.
Garut yang dijuluki "Swiss van Java" memiliki kekayaan alam dan budaya yang menjadikannya daerah unggulan di Jawa Barat. Tiga sektor utama yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah ini adalah pariwisata, pertanian, dan kerajinan.
Di balik keistimewaan itu, Garut masih menyisakan persoalan, mulai dari kemiskinan ekstrem, stunting hingga daya beli yang turut memengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut.
Sektor kepariwisataan, sebagai daerah yang dikelilingi pegunungan, pantai, danau, dan sungai, menambah elok kota berjuluk Kota Intan ini. Dari puncak Gunung Papandayan, pesona Kawah Darajat, hingga eksotisme Situ Bagendit dan pantai-pantai tersembunyi di selatan Garut yang sampai saat ini terus terus berkembang dengan capaian kunjungan wisatawan ke Garut tahun 2024 mencapai 3,3 juta orang, melampaui target yang ditetapkan sebesar 3 juta wisatawan.
Sektor pertanian juga merupakan satu dari dua "core business" Kabupaten Garut, sebagai salah satu sentra utama di Jawa Barat, selain menghasilkan komoditas padi, jagung, dan sayuran segar, buah-buahan khas seperti stroberi, jeruk, dan apel menjadi komoditas unggulan.
Kabupaten Garut juga dinobatkan sebagai daerah dengan produksi jagung terbesar di Jawa Barat tahun 2024 karena menyumbang 60 persen dari total produksi dengan rata-rata 600 ribu ton per tahun. Luas tanam jagung di Kabupaten Garut mencapai 68 ribu hektare, dengan produktivitas rata-rata 7 sampai 8 ton per hektare.
Tahun ini kondisi pertumbuhan jagung di Garut menjelang panen raya terutama pada Februari-Maret cukup bagus. Namun, ada beberapa wilayah yang mengalami keterlambatan panen.
"Diperkirakan pada bulan Februari hingga Maret akan terjadi keterlambatan panen jagung," ujar Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ardhy Firdian di Garut, Rabu (5/2/2025).
Upaya mengatasi tersebut, dan memastikan hasil panen maksimal, Dinas Pertanian telah mengambil langkah cepat, di antaranya dengan memfasilitasi petani dengan penyediaan benih untuk musim tanam, serta menyediakan pompa air untuk mendukung irigasi.
Dalam sektor ekonomi kreatif, batik garutan, tenun khas, dan anyaman bambu menjadi kebanggaan lokal dengan daya saing di pasar nasional hingga internasional. Pemerintah Kabupaten Garut di bawah kepemimpinan Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin terus mendorong penggunaan produk lokal, seperti mewajibkan ASN mengenakan batik garutan setiap Jumat, dan penggunaan aksesori berbahan kulit produk pengrajin dari Garut setiap Rabu.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Garut turut mendukung keberlangsungan batik garutan. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi mengungkapkan pihaknya terus membina dan mengembangkan perajin batik melalui pelatihan dan sertifikasi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penerbitan surat edaran yang mengharuskan penggunaan batik garutan setiap Jumat bagi pegawai pemerintah. Adanya kebijakan dimaksud, Pemkab Garut berharap bisa mendorong para pelaku usaha di sektor industri perajin batik bisa termotivasi untuk terus mengembangkan dan meningkatkan produksi batik garutan, selain menjaga eksistensinya.
"Termasuk juga di beberapa 'event-event' tertentu, kami melaksanakan festival, kemudian juga kami melaksanakan beberapa kegiatan-kegiatan 'fashion show' untuk bisa menumbuhkembangkan, menjaga," jelas Ridwan.
Sebagai warisan budaya, batik garutan tetap eksis di tengah arus globalisasi, dan pengrajin bisa terus berinovasi serta bersinergi dengan berbagai pihak. Upaya untuk meregenerasi pengrajin batik juga menjadi prioritas agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang di masa depan.
"Harapan kami ke depan masyarakat Garut bisa lebih mencintai dan bangga untuk menggunakan batik garutan," kata Ridwan.
Di tengah arus globalisasi, batik garutan tetap eksis berkat dedikasi para perajin lokal, salah satunya Euis Sukaesih (67) salah seorang perajin batik asal Kampung Batik Paledang, Garut Kota.
Meski usianya sudah lanjut, Euis tetap semangat untuk terus berkarya, dan keterampilan membatiknya diwarisi dari neneknya sejak tahun 1974 dan terus diturunkan kepada anak cucunya.
Di tengah segala tantangan, batik garutan tetap bertahan, berinovasi, dan bersinar sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai.
Begitu pula dengan keberadaan Piazza Firenze Garut di awal 2025 juga diharapkan memperkuat industri kulit garut agar lebih dikenal luas, bahkan mampu bersaing di kancah global.
Pendiri Yayasan Poppy Dharsono juga Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia, Poppy Dharsono mengungkapkan, hadirnya Piazza Firenze Garut merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Poppy Dharsono, Korem 062/Tarumanagara, hingga Group Spinindo Mitradaya.
Hadirnya Piazza Firenze Garut, lanjut Poppy, bertujuan untuk mengembangkan potensi industri kulit Garut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Poppy juga menerangkan kehadiran Piazza Firenze juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk kulit dari Garut dan membuat Garut sebagai pusat industri kulit nasional dan global, mengembangkan pariwisata berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, hingga mewujudkan kembali Swiss van Java seperti sebutan artis kenamaan dunia yakni Charlie Chaplin.
"Piazza Firenze merupakan langkah awal menuju visi besar kami menjadikan Garut sebagai Toscananya Indonesia, pusat industri kulit dan 'ecotourism city', kami fokus pada pengembangan industri kulit berkualitas tinggi, mendukung ekonomi lokal, dan menciptakan lapangan kerja," tutur Poppy.
Terkait usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun tidak luput dari perhatian Pemkab Garut. Penjabat Bupati Garut menekankan pentingnya "naik kelas" bagi UMKM yang mencakup berbagai aspek seperti peningkatan kualitas produk, perizinan, dan inovasi rasa.
"Jika bicara naik kelas, artinya ada peningkatan dari kemasan yang sebelumnya biasa menjadi menarik, dari yang tidak berizin menjadi berizin, bahkan dari satu rasa menjadi tiga rasa. Itu semua adalah bukti bahwa UMKM kita bisa naik kelas," kata Barnas.
Ia juga menyoroti pentingnya kenaikan omzet sebagai indikator utama keberhasilan UMKM naik kelas. Naik kelas menjadi hal yang membanggakan bagi UMKM khususnya di Kabupaten Garut.
Tantangan dan Upaya Menuju Kemajuan
Di tengah berbagai pencapaian, Garut masih menghadapi tantangan yang harus diatasi, seperti infrastruktur yang belum merata. Aksesibilitas di beberapa wilayah masih terbatas, menghambat pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata. Persoalan lainnnya adalah pengangguran dan kesejahteraan sosial, di mana diperlukan program peningkatan keterampilan dan kewirausahaan bagi generasi muda.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Garut sebesar 6,96 persen, sedangkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2024 sebanyak 1,44 juta orang, naik 0,05 juta orang dibanding Agustus 2023.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 1,24 persen poin dari 70,10 persen menjadi 71,34 persen. Penduduk yang bekerja sebanyak 1,34 juta orang, naik sebanyak 0,05 juta orang dari Agustus 2023.
Di samping itu, terdapat sebanyak 0,37 juta orang atau sebesar 27,87 persen bekerja pada kegiatan formal, naik sebanyak 0,05 juta orang jika dibandingkan Agustus 2023. Adapun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 6,96 persen, turun sebesar 0,37 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 7,33 persen.
Pemkab Garut berupaya menekan angka pengangguran, selain memberikan pelatihan-pelatihan untuk calon tenaga kerja ke luar negeri, juga membuka peluang dengan diselenggarakannya bursa kerja yang melibatkan 20 perusahaan yang membuka 7.611 lowongan pekerjaan.
Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin mengungkapkan, bahwa adanya bursa kerja ini adalah untuk memangkas jumlah pengangguran secara bertahap. Selain itu, bursa kerja ini juga dapat menjadi sebuah media informasi bagi para pencari kerja maupun perusahaan khususnya di Kabupaten Garut.
"Nah, tentu nilai kegiatan Job Fair 2024 ini memiliki nilai tinggi karena dapat menjadi mediasi antara perusahaan dengan pencari kerja," ucap Barnas usai membuka secara resmi pelaksanaan Job Fair Tahun 2024 di Citimall, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Selasa (17/12/2024).
Di sektor lingkungan, selain penataan kota, Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut terus gencar mengatasi sampah, terutama di lingkungan masyarakat. Populasi sampah ini kerap menjadi persoalan tersendiri akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah.
Kepala DLH, Jujun Juansyah menyatakan, enam hari sebelum Lebaran terjadi lonjakan jumlah sampah hingga 20 persen, meningkat dari 223 ton per hari menjadi 274 ton per hari yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Pasirbajing.
"Jadi, hampir 50 ton per hari naiknya, sehingga kalau dirata-rata selama sebelum hari raya, tujuh hari atau enam hari sebelum hari raya itu meningkat sampai 20 persen dari 223 sampai menjadi 274 ton," kata Jujun.
Manajemen pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab satu institusi semata, dibutuhkan peran beberapa pihak. Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, mengakui bahwa sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Garut masih memerlukan banyak perbaikan. Oleh karena itu, diperlukan formulasi kebijakan yang lebih baik serta kerja sama dari berbagai pihak.
Dalam upaya tersebut, Pemkab Garut menggandeng SKPD, camat, lurah, kepala desa, serta pemangku kepentingan lainnya agar dapat bersinergi dalam mengatasi permasalahan sampah yang terus menumpuk.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk berperan aktif dengan menerapkan budaya peduli lingkungan serta mengelola sampah secara bijak dan bertanggung jawab.
"Dimulai dari sumber sampah yang terkecil yaitu rumah tangga," katanya.
Melalui kolaborasi dan kesadaran bersama, Pemkab Garut berharap dapat mewujudkan "Garut Zero Waste", menjadikan wilayahnya lebih bersih, tertata, dan bebas sampah.
Momentum Bersatu untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Usia ke-212 Garut ini, tidak hanya merayakan sejarah panjangnya, tetapi juga menatap masa depan dengan penuh harapan, komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen lainnya, Garut dapat terus berkembang menjadi daerah yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera.
Momen Hari Jadi Garut tahun ini terasa berbeda dengan semangat kesederhanaan tentu tidak mengurangi harapan besar pemerintah dan masyarakat, dengan kepemimpinan baru Abdusy Syukur Amin dan Putri Karlina sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut terpilih menatap asa menuju Garut yang lebih hebat. (Adv/Pemkab Garut).