Jakarta (ANTARA) - Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah masih di bawah tekanan dolar Amerika Serikat (AS) karena investor mengantisipasi pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole akhir minggu ini.
“Powell diperkirakan akan kembali menekankan bahwa inflasi masih tinggi dan The Fed masih perlu bekerja keras untuk menurunkannya,” ujar Lukman Leong ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, keadaan China disebut tidak mendukung rupiah mengingat ada perlambatan ekonomi yang semakin nyata di negara tersebut.
Minggu ini, katanya, China menurunkan suku bunga pinjaman 10 basis points (bps) atau di bawah harapan pasar sebesar 15 bps. “(Hal ini) membawa Yuan melemah ke level terendah dalam 16 tahun terhadap dolar AS,” ungkap Lukman.
Meninjau keadaan dalam negeri, data neraca transaksi berjalan Indonesia menunjukkan defisit pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Rupiah tertekan dolar AS jelang Simposium Jackson Hole