Brussels (ANTARA) - Slovenia menjadi negara Eropa pertama yang melarang impor, ekspor, dan transit senjata serta peralatan militer ke dan dari Israel, demikian diumumkan pemerintah, Kamis (31/7).
Keputusan ini diinisiasi oleh Perdana Menteri Robert Golob dan dikukuhkan dalam rapat kabinet yang digelar pada hari yang sama, menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri.
Kebijakan baru itu mencakup larangan total terhadap pengiriman senjata dan peralatan militer dari Slovenia ke Israel, dari Israel ke Slovenia, maupun yang melintasi wilayah Slovenia.
Langkah itu diambil di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Pemerintah menyatakan keputusan tersebut didorong oleh ketidakmampuan Uni Eropa untuk mengambil langkah konkret terhadap Israel.
“Karena perbedaan pandangan internal dan kurangnya kesatuan, Uni Eropa saat ini tidak mampu menjalankan tugas tersebut,” bunyi pernyataan pemerintah.
Terkait situasi di Gaza, pemerintah Slovenia mengecam penolakan terhadap akses bantuan kemanusiaan. “Hasilnya sangat memprihatinkan: warga Gaza meninggal dunia karena bantuan kemanusiaan secara sistematis ditolak. Mereka meninggal di bawah reruntuhan, tanpa akses air bersih, makanan, dan layanan kesehatan dasar,” lanjut pernyataan tersebut.
“Ini adalah penyangkalan total terhadap akses kemanusiaan dan upaya yang disengaja untuk mencegah terpenuhinya kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Dalam kondisi seperti ini, setiap negara yang bertanggung jawab memiliki kewajiban untuk bertindak, meskipun harus mendahului negara lain.”
