Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengembangkan komoditas jagung dalam rangka meningkatkan produktivitas sekaligus memberdayakan masyarakat petani masyarakat setempat.
"Baru berjalan tahun kemarin, dan ini merupakan salah satu 'role model' pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak Baznas," kata Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan pada Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut Ardhy Firdian di Garut, Rabu.
Baca juga: Dinas Kesehatan Garut terjunkan dokter kunjungi warga miskin yang sakit
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki potensi komoditas jagung dengan luas lahan 71.600 hektare dengan produktivitas rata-rata sebanyak 550 ribu ton per tahun sehingga menjadi kabupaten pemasok terbesar di Provinsi Jawa Barat.
Potensi jagung di Garut itu, kata dia, selama ini terus diperluas areal tanamnya agar produksinya meningkat, salah satunya dilakukan kerja sama dengan Baznas maupun perusahaan seperti yang sudah berjalan di Kecamatan Banjarwangi.
"Kalau yang di Banjarwangi intinya adalah program Zakat Circle dengan mengembangkan jagung sebagai komoditas yang diusahakan, hasil produksinya nanti diperhitungkan, untuk zakatnya dan nanti akan digulirkan kepada petani lain yang membutuhkan," kata Ardhy.
Ia menyampaikan program kerja sama komoditas jagung itu dilakukan di lahan seluas 50 hektare dengan perkiraan produktivitas sebesar 7 sampai 8 ton per hektare.
Sistem kolaborasi yang dilakukan itu, kata dia, yakni Dispertan Garut menyediakan pendampingan dan pengawalan teknis di lapangan, kemudian Baznas menyediakan pembiayaan dan dari perusahaan PT Restu Agropro Jayamas penyuplai benih jagung R7.
Dinas Pertanian Garut, kata dia, menyambut baik program kolaborasi itu karena telah menambah luas tanam komoditas jagung, sekaligus bisa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.