Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) memastikan stok 11 komoditas pangan strategis surplus di kota itu jelang akhir tahun 2024.
“Untuk kondisi Natal dan tahun baru dari neraca pangan dari sembilan pangan strategis termasuk 11 itu minyak dan gula itu relatif aman. Dalam arti kalau dari neraca itu ada nilai surplus dan selalu lebih,” kata Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar kepada ANTARA di Bandung, Senin.
Gin Gin mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan kerja sama dengan beberapa kabupaten/kota sebagai daerah pemasok sebagai langkah antisipasi untuk ketersediaan pangan di Kota Bandung.
“Makanya kita koordinasi dengan berbagai pihak dari mulai tempat asalnya pangan, produsen yang bisa mempertahankan atau menjaga pasokan ini lancar,“ kata dia.
Berdasarkan data neraca pangan strategis 11 komoditas yang ketersediaannya aman di Kota Bandung antara lain beras, jagung, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula pasir, cabai besar dan cabai rawit, minyak goreng, lalu bawang putih.
DKPP Kota Bandung mencatat ketersediaan beras di Kota Kembang mencapai 62.433 ton, sementara untuk kebutuhan mencapai selama Desember 24.298 ton. Artinya ada surplus sebanyak 38.134 ton.
Untuk komoditas minyak goreng juga mengalami surplus, di mana ketersediaan mencapai 8.697 ton sementara kebutuhan selama Desember 44.446 ton, sehingga surplus 5.251 ton.
Sementara untuk daging sapi ketersediaan mencapai 1.965 ton dengan kebutuhan mencapai 852 ton atau mengalami surplus hingga 1.112 ton dengan harga jual Rp140.000 per kilogram. Lalu untuk daging ayam, dengan kebutuhan sebanyak 4.323 ton, ketersediaannya mencapai 8.961 ton dengan harga jual Rp37.000.