Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, terus memantau perkembangan seluruh anak yang menjadi korban asusila guru ngaji mereka untuk memastikan kondisi mereka tetap baik dan melakukan aktivitas seperti biasa di lingkungan rumah maupun sekolah.
"Kami tetap bergerak untuk melakukan pendampingan karena takut ada perubahan sikap dan perilaku anak-anak tersebut," kata Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPPA) Kabupaten Garut Rahmat Wibawa saat dihubungi wartawan melalui telepon di Garut, Senin.
Ia menuturkan kasus asusila terhadap anak-anak di Kecamatan Samarang sudah mendapatkan penanganan secara hukum bagi pelakunya, begitu juga korban sudah mendapatkan perhatian, seperti dilakukan pemulihan trauma.
Petugas dari DPPKB-PPPA Garut, lanjutnya, sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah agar ikut memantau dan mengawasi perkembangan anak, serta tidak menjadi korban perundungan di sekolah.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak sekolah agar tidak terjadi bully, itu yang diutamakan," katanya.
Ia menjelaskan lingkungan sekitar anak korban, terutama di sekolah, dapat membantu proses pemulihan trauma.
Terkait korban saat ini, kata dia, sudah berada di rumahnya masing-masing. Pemerintah, lanjutnya, sudah menawarkan tinggal di Rumah Aman, namun mereka lebih memilih pulang dan semua masyarakatnya juga siap melindungi korban.
"Kami tidak membawa mereka ke Rumah Aman, meski sudah ditawarkan karena masyarakat juga akan melindungi," katanya.
Pemkab Garut pantau perkembangan seluruh anak korban asusila guru ngaji
Senin, 5 Juni 2023 20:45 WIB