Garut (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat ada 21 sekolah dasar yang rusak akibat guncangan gempa bumi yang saat ini sedang dalam tahap pengajuan untuk perbaikan secara bertahap dimulai pada tahun anggaran 2025.
"Sedang diusulkan untuk anggaran perbaikan sekolah yang rusak akibat gempa, dan akan dilakukan perbaikan secara bertahap," kata Kabid Sekolah Dasar pada Disdik Kabupaten Garut, Suryana, usai kegiatan peletakan bata plastik daur ulang untuk pembangunan ruang belajar SDN 3 Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jumat.
Baca juga: Disdik Garut dukung pemanfaatan bata plastik untuk bangun sekolah
Ia menuturkan gempa bumi yang terjadi 18 September 2024 telah menyebabkan kerusakan pada bangunan kelas di 23 sekolah dasar tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Pasirwangi, Sukaresmi, dan Cisurupan.
Ruang belajar di dua sekolah yakni SDN Barusari 3 dan 4, kata Suryana, mendapatkan bantuan perbaikan dari Yayasan Bakti Barito, sedangkan sisanya sebanyak 21 sekolah masih dalam tahap pengajuan perbaikan ke pemerintah daerah.
"Dua sekolah Barusari 3 dan Barusari 4 dapat bantuan karena kondisinya paling parah, jadi skala prioritas," katanya.
Ia menyebutkan 21 sekolah yang rusak itu kondisinya tidak terlalu parah seperti kerusakan pada atap, genting, dan retak-retak yang masih bisa ditempati atau digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Namun, sekolah yang terdampak itu, kata dia, dipastikan akan mendapatkan perbaikan menggunakan dana dari APBD Pemkab Garut yang dialokasikan secara bertahap setiap tahun anggaran.
"Kita melakukan perbaikan secara bertahap, dan skala prioritas mana yang harus secepatnya diperbaiki," katanya.
Ia menambahkan, dua sekolah yang dapat bantuan itu dibangun dengan konsep ramah lingkungan karena menggunakan bahan bata plastik daur ulang, dan tahan gempa sehingga aman bagi siswa maupun guru saat berada di kelas.