Untuk UMKM, beberapa hasil produksi dari para pengrajin olahan makanan ringan di Bandung Barat, mampu menembus ke mancanegara seperti produk dari Boboko (Taiwan, Jepang, Korea Selatan), Gending (Belanda, Amerika Serikat), Bagjarasa (Amerika Serikat), serta Sambel Bandung Bu Novi (Arab Saudi, Malaysia).
Meski beberapa UMKM telah mampu melakukan ekspor, kata Ricky, itu hanyalah sebagian kecil dari ratusan UMKM yang terdapat di Bandung Barat. Karenanya dia mengharapkan ke depan lebih banyak lagi industri kecil di Bandung Barat mampu tembus ke pasar mancanegara, termasuk ke negara-negara ASEAN di mana Indonesia tengah menjabat keketuaan di dalamnya.
"Tapi itu juga merupakan tantangan dan terus terang ini harus kerja bareng, karena kan kalau supaya bisa ekspor itu negara tujuan pasti punya standar dan kriterianya seperti nomor PIRT, sertifikat halal, BPOM, informasi gizi, jadi tidak bisa oleh Disperindag sendiri saja," ucap Ricky.
Untuk meningkatkan daya saing pelaku industri kecil di Bandung Barat, Ricky menjelaskan bahwa pihaknya sejak 2007 telah memfasilitasi masyarakat yang berkeinginan membuka usaha di 165 desa di 16 kecamatan dengan pelatihan industri, termasuk olahan dari hasil bumi setempat untuk meningkatkan nilai tambahnya.
"Termasuk cara mengemasnya. Setelah itu, Pemkab menggandeng Dinas Kesehatan untuk sertifikasi pangan industri rumah tangga (PIRT) yang sepekan sekali ada, kemudian fasilitasi mendapatkan sertifikasi halal, BPOM, dan nilai kecukupan gizi. Harapannya UMKM ini memiliki daya saing yang lebih tinggi, namun yang tadi kita membutuhkan kerja bareng untuk ini," ucap Ricky menambahkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Keketuaan Indonesia pada ASEAN diharap tambah tujuan pasar bagi KBB
Keketuaan Indonesia di ASEAN diharap tambah tujuan pasar bagi KBB
Rabu, 24 Mei 2023 19:35 WIB