Sementara Insiator Kopi Sarongge, Tosca Santoso, mengatakan sejak beberapa tahun terakhir luasan kebun kopi di Cianjur, mengalami penurunan karena petani lebih memilih berhenti menggarap lahan karena biaya operasional yang cukup tinggi meski mereka mengolah hutan rakyat.
"Kurang perhatian pemerintah membuat petani kesulitan mengembangkan kebunnya karena modal yang dibutuhkan cukup besar terlebih untuk membeli pupuk yang cukup mahal dan sulit didapat, sehingga banyak yang beralih menanam sayur mayur atau palawija," katanya.
Baca juga: Pemkab dukung petani kembalikan kejayaan kopi Cianjur
Sedangkan terkait perubahan iklim tutur mantan Dewan Pengawas LKBN Antara itu, sedikit berpengaruh terhadap produksi kopi yang saat ini memiliki pasar yang cukup tinggi baik dalam dan luar negeri, sehingga berbagai upaya dilakukan petani untuk tetap menghasilkan uang.
"Perubahan iklim sudah pasti berpengaruh pada produksi tanaman kopi untuk jenis robutas, berbeda dengan arabica yang tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan iklim, sehingga pola tanam dan panen sudah diatur sebagai upaya antisipasi dan pemupuk-kan," katanya.
Pengusaha kopi Cianjur gelar lomba racik kopi
Senin, 13 Maret 2023 17:25 WIB