Pada awal perdagangan Kamis, rupiah naik 70 poin atau 0,44 persen menjadi Rp15.865 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.935 per dolar AS.
"Dolar AS terdepresiasi terhadap mata uang global di tengah arus akhir bulan, di mana investor cenderung mengambil aksi profit-taking," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.Josua menuturkan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis kemarin sebagian besar sesuai dengan ekspektasi, memberikan efek terbatas pada pergerakan dolar AS.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III-2024 dalam estimasi kedua tidak berubah pada 2,8 persen secara quarter on quarter (qoq), tetapi pertumbuhan konsumsi pribadi direvisi turun dari 3,7 persen qoq menjadi 3,5 persen qoq.
Inflasi pilihan Fed, Indeks Harga PCE, pada Oktober 2024 naik menjadi 2,3 persen yoy dari 2,1 persen yoy, sejalan dengan ekspektasi. Inflasi PCE tahunan yang lebih tinggi dianggap sebagai alasan utama untuk sikap hati-hati bank sentral AS atau The Fed.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat di tengah aksi profit-taking investor