Garut (ANTARA) - Sektor pariwisata Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terpuruk saat pandemi COVID-19, kini tampak mulai menggeliat. Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seiring melandainya kasus COVID-19 di Tanah Air, mendorong pulihnya kepariwisataan di "Kota Domba" tersebut.
Kabupaten Garut memiliki banyak objek wisata alam, seperti pemandian air panas alami yang mengalir tidak pernah habis dari Gunung Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler, serta wisata alam Gunung Papandayan, Gunung Cikuray, dan Gunung Guntur, yang menyajikan wisata pendakian maupun berkemah.
Objek wisata lainnya, ada wisata alam air terjun, perkebunan teh, wisata danau Situ Cangkuang di Kecamatan Leles, dan Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi yang saat ini menjadi primadona kunjungan wisatawan setelah pemerintah merevitalisasi tempat itu dengan anggaran sekitar Rp100 miliar.
Menjelajahi wisata alam di Garut bahkan tidak akan cukup dinikmati dengan waktu satu hari, tapi membutuhkan waktu cukup lama agar bisa menikmati semua keindahan yang diciptakan Tuhan, alam semesta.
Belum lagi, objek wisata pantai yang terbentang sepanjang kurang lebih 80 km dari ujung perbatasan dengan Kabupaten Cianjur sampai dengan Kabupaten Tasikmalaya, semua menyuguhkan keindahan wisata pantai yang sayang untuk dilewatkan.
Pantai-pantai yang banyak dikunjungi wisatawan di antaranya Pantai Rancabuaya di Kecamatan Caringin, Pantai Santolo di Kecamatan Cikelet, dan Pantai Sayang Heulang yang saat ini lebih cantik setelah direvitalisasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Garut juga tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya, namun juga menyimpan khazanah wisata budaya, wisata religi, dan juga wisata buatan yang ramai dikunjungi wisatawan, seperti sejumlah desa wisata, dan Taman Satwa Cikembulan yang merupakan satu-satunya kebun binatang yang ada di Kabupaten Garut.
Semua objek wisata itu menjadi kekayaan bagi Kabupaten Garut. Destinasi wisata beragam itu selalu ramai di saat momentum libur akhir pekan, maupun libur hari raya.