Garut (ANTARA) - Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyebut penerapan teknologi aquaponik perlu terus dikembangkan di setiap daerah karena bisa menjadi salah satu solusi menyediakan pangan bergizi untuk mengatasi stunting atau gagal tumbuh pada anak.
"Kita lihat seperti apa kondisinya, ini salah satu alternatif yang bisa dikembangkan di desa," kata Bupati Garut usai peresmian Program Peningkatan Akses Makanan Bergizi untuk Masyarakat Miskin - Stunting melalui Budidaya Nila dan Aquaponik di Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, Garut, Kamis.
Ia menuturkan, sistem pengolahan pangan dengan budidaya ikan nila yang terintegrasi dengan tanaman pangan sayuran itu menjadi salah satu cara untuk menyediakan pangan bagi masyarakat.
Sistem recirculating aquaculture system (RAS) dan bioflok yang terintegrasi dengan pertanian aquaponik itu, menurut dia, cukup menarik dan bisa diterapkan juga di daerah lain, tidak hanya di Banyuresmi.
"Saya sangat tertarik sekali, ini merupakan aquaculture system yang bisa digunakan di beberapa tempat yang lain," katanya.
Ia berharap penerapan teknologi itu bisa memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pangan bergizi dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat sekitar, terutama bagi mereka yang membutuhkan gizi tambahan.
Jika pangan bergizi dapat dengan mudah dijangkau dan harganya murah, kata dia, maka kebutuhan gizi masyarakat akan terpenuhi sehingga permasalahan stunting bisa diatasi.
"Kita bisa lebih mendekatkan diri menyediakan makanan bergizi kepada masyarakat," katanya.
Program tersebut merupakan pengembangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama lembaga sosial Rumah Amal yang menerapkan teknologi budidaya nila yang terintegrasi dengan komoditas pertanian.