Menurut Hani, sesuai dengan visi awal PT Telkom merilis Pesantren Go Digital sekaligus relevan dengan visi Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama awal Februari nanti, yaitu transformasi digital Pesantren, sudah banyak terealisir melalui program tersebut.
"Pesantren yang sudah adopsi Kartu Santri jadi tahu preferensi santri saat bertransaksi di kantin atau koperasi pesantren, mereka jadi bisa memperkirakan apa saja jajanan yang harus banyak disiapkan. Masalah klise seperti uang santri hilang pun berkurang banyak setelah adopsi kartu cashless ini," katanya.
Kartu digital Santri juga memudahkan koordinasi pihak pesantren dengan orangtua santri. Selain tentunya pengelolaan keuangan institusi pesantren yang sebelumnya dikelola manual, telah berubah kelolaan lebih digital.
Selain itu, kata dia, santri yang sudah menguasai ilmu agama jadi lebih percaya diri dengan juga menguasai ilmu digital.
Bahkan, sebanyak tiga santri peserta PGD memperoleh beasiswa LPDP khusus santri setelah memberikan sertifikat belajar literasi digitalnya.
Sementara itu, Tribe Leader Smart Village and Community PT Telkom, Wahyudi, menambahkan, PGD adalah ikhtiar bersama antara PT Telkom dengan pemerintah dan komunitas pesatren dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia di tahun 2024.
Menaikkan level peradaban santri menjadi hal yang memungkinkan jika bersama dengan PT Telkom, sebab selain tersedia berbagai layanan teknologi digital mutakhir, BUMN Teknologi Informasi Komunikasi tersebut juga siap dengan aneka sarana prasarana pendukung terkait.
"Platform digital yang lebih advance seperti Big Data, API Factory, Internet of Things, Cloud Computing, Customer Engagement, dan lainnya juga sudah kami miliki," kata dia.