Bandung (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) perlu menyiapkan fondasi demi keberlanjutan program Kampus Merdeka menjelang pergantian kepemimpinan pada tahun 2024, kata Pengamat Pendidikan Prof Cecep Darmawan.
Menurut Cecep, hal itu diperlukan guna mencegah kebijakan kurikulum pendidikan yang putus di tengah jalan. Karena, kesuksesan sebuah kurikulum itu tidak bisa terjadi secara instan, perlu waktu lebih dari 5-10 tahun.
"Kurikulum itu tidak bisa instan, misalnya tahun ini diterapkan, lalu tahun depan bisa dirasakan. Enggak seperti itu. Jadi, memang nggak akan mungkin langsung signifikan (terasa),” kata Cecep saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Baca juga: 90.000 mahasiswa terlibat Program Kampus Mengajar, kata Nadiem Makarim
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia itu mengatakan fondasi yang dimaksud, yakni mengevaluasi pelaksanaan program Kampus Merdeka tersebut.
Menurutnya, program Kampus Merdeka yang digagas tahun 2020 Mendikbudristek tidak seluruhnya baik dan tidak seluruhnya juga buruk. Oleh karena itu, kementerian itu perlu memperkuat sistem yang berjalan baik. Sedangkan yang buruk ditinggalkan atau diperbaiki.
“Kurikulum perlu berubah mengikuti perkembangan zaman, juga jangn terlalu mudah berubah, sehingga kurikulum dibuat untuk menjangkau sekian tahun ke depan,” katanya.
Pada kesempatan itu Prof Cecep juga menyoroti peran pemerintah yang menentukan instansi atau perusahaan dalam program magang Kampus Merdeka, seharusnya penentuan tujuan magang oleh kampus masing-masing.
Menurutnya, masing-masing perguruan tinggi memiliki kriteria kompetensi lulusan (KL) yang berbeda-beda, juga menyangkut jati diri perguruan tinggi berdasarkan paradigma otonomi kampus yang tertuang dalam UU Pendidikan Tinggi Nomor 12 tahun 2012.
“Peran pemerintah itu sebagai pendukung, mendukung fasilitas, anggaran, atau apapun namanya, yang penting semangatnya itu otonomi,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr Rosaria Mita Amalia menilai program magang Kampus Merdeka mampu membuat perguruan tinggi cepat menyesuaikan kebutuhan dunia kerja.
Dalam proses magang Kampus Merdeka, menurutnya, mahasiswa berkoordinasi dengan dosen pembimbing serta pendamping dari tempat magang. Mereka saling berkoordinasi guna mencocokkan silabus dalam proses magang tersebut.