Selain itu, dapat juga dijadikan ajang perbaikan oleh para pelaku UMKM. Mereka bisa berlomba memproduksi dengan lebih baik lagi, sehingga menjadikan UMKM di daerah itu naik kelas.
Ketika produk UMKM bisa lebih baik, maka diharapkan dapat bersaing dengan produk nasional maupun luar negeri, yang kini terus membanjiri semua pasar.
"Kami menerapkan standar khusus bagi UMKM yang ingin produknya ada di Mall UKM. Yang pasti produk dikemas dengan baik dan asli produksi UMKM, kemudian kami melakukan kurasi," kata Kepala DKUKMPP Kota Cirebon, Iing Daiman.
Bahkan, dengan kurasi yang cukup ketat, dari 2.800 lebih UMKM, hanya terdapat 127 UMKM yang dapat menyuplai produknya ke Mall UKM, dan ini akan terus ditingkatkan dengan memperbaiki produk UMKM lainnya, mulai dari kemasan, isi, perizinan serta hal yang dapat menunjang.
Literasi digital
Mall UKM tidak hanya menjajakan produk UMKM saja, namun di dalamnya juga terdapat ruang literasi digital untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para pelaku UMKM.
Ruang literasi digital itu diberi nama IKM digicorner, di mana para pelaku UMKM, mendapatkan pelatihan foto produk, penjualan secara daring, dan terkait digital lainnya.
Semua itu dilakukan supaya UMKM di Kota Cirebon, selain dapat memproduksi dengan baik produknya, juga bisa menjual melalui digital atau marketplace yang ada. Sebab, saat ini era digital juga sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga para pelaku UMKM juga harus melek digital, agar bisa bersaing dengan pasar global, dan tentunya dapat menambah pendapatan mereka.
Kepala Dinas DKUKMPP Iing Daiman menuturkan, meskipun sudah disediakan Mall UKM atau pusat penjualan produk bagi para pelaku UMKM, namun era digital harus dimanfaatkan dengan lebih baik, karena bisa menjangkau lebih luas lagi pemasarannya.
Mall UKM upaya Kota Cirebon dorong UMKM naik kelas
Oleh Khaerul Izan Kamis, 15 Desember 2022 14:40 WIB