Papan-papan bertuliskan posko pengungsian tertempel di sejumlah rumah warga yang dilintasi. Tenda-tenda pengungsian warna-warni, ada warna biru, hijau dan merah putih (tenda Kementerian Sosial) juga berdiri di sejumlah titik, ada di lapangan terbuka, ada pula di pinggiran kebun sayur.
Sarongge dikenal sebagai desa penghasil sayuran, mata pencarian warga Desa Ciputri mayoritas petani.
"Total ada 77 posko pengungsian di Desa Cipetir. Ada 12 ribu warga saya yang mengungsi, karena rumah mereka tidak aman untuk ditempati,” kata Kepala Desa Ciputri Nia Novi Hertini.
Galang bantuan
Kantor Desa Ciputri mencatat ada 12 warganya yang meninggal dunia, 736 orang terluka, terdiri atas 533 luka ringan dan 203 luka berat.
Selain menimbulkan korban jiwa, gempa telah merusak sejumlah bangunan di desa itu, tercatat 784 bangunan rusak ringan, 965 rusak sedang dan 1.424 rusak berat. Fasilitas umum yang rusak berat, di antaranya kantor desa, kantor BPP Pertanian, empat sekolah dasar, dua sekolah menengah, satu puskesmas pembantu (pustu), satu praktik bidan, enam masjid dan satu pondok pesantren.
Untuk fasilitas umum yang rusak sedang, satu sekolah kejuruan, satu perguruan tinggi, lima masjid, dan empat pondok pesantren.