"Berbicara dengan Presiden Ukraina Zelensy terkait dengan situasi di Ukraina dan inisiatif kesepakatan biji-bijian laut Hitam," demikian cuit Presiden dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter resminya, @jokowi, Jumat.
Spoke with President Zelenskyy of Ukraine @ZelenskyyUa on situation in Ukraine and Black Sea Grain Initiative (3/11).
— Joko Widodo (@jokowi) November 4, 2022
Komunikasi yang dilakukan kepada Zelensky menjadi langkah lanjut dari pembicaraan telepon yang juga Jokowi bersama Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (2/11) untuk mengapresiasi keputusan Rusia kembali bergabung dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
Baca juga: Presiden Jokowi telepon Presiden Vladimir Putin apresiasi keputusan gabung kesepakatan Laut Hitam
Rusia sebelumnya pada hari Sabtu (29/10) sempat menangguhkan partisipasi mereka dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang mereka tanda tangani bersama Ukraina, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Turki di Istanbul pada tanggal 22 Juli 2022 guna melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam.
"(Saya) baru saja menelepon Presiden Indonesia Jokowi. Kami mendiskusikan pentingnya inisiatif biji-bijian. Ukraina siap untuk melanjutkan peran dalam menjamin keamanan pangan global. Perhatian juga dicurahkan untuk persiapan KTT G20," demikian cuit Zelensky melalui akun Twitter resminya, @ZelenskyyUa, Kamis (3/11).
Had a call with President of Indonesia @jokowi. We discussed the importance of continuing the Grain Initiative. ???????? is ready to continue to be the guarantor of global food security. Attention was also paid to preparations for the #G20 Summit.
— (@ZelenskyyUa) November 3, 2022
Jokowi - Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) diantaranya membahas tentang dimulainya kembali ekspor gandum Ukraina.
“Dalam konteks memastikan keamanan pangan global, Vladimir Putin menguraikan pendekatan berprinsip Rusia untuk menerapkan paket perjanjian Istanbul mengenai ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan membuka blokir ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia,” kata Kremlin dalam pernyataannya pada Rabu.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Moskow akan kembali melaksanakan kesepakatan koridor biji-bijian Laut Hitam yang dicapai Juli ini.
Baca juga: Kedubes Rusia di Jakarta bersiap kedatangan Presiden Vladimir Putin pada KTT G20 di Bali
Putin mengatakan bahwa Rusia telah menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu karena serangan Ukraina terhadap infrastruktur dan armada lautnya di Sevastopol, Laut Hitam.
"Setelah menerima jaminan yang diperlukan dari pihak Ukraina bahwa rute kemanusiaan tidak akan digunakan untuk tujuan militer, Rusia melanjutkan implementasi kesepakatan gandum," ujar dia.
Kepada Jokowi, Putin juga menegaskan kembali kesiapannya untuk memberikan sejumlah besar gandum ke negara-negara termiskin secara gratis sebagai bantuan kemanusiaan.
Pendekatan tersebut, menurut Kremlin, didukung oleh Presiden Jokowi.
Sementara itu Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan bahwa ia sempat menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengapresiasi keputusan sejawatnya itu kembali berpartisipasi dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang bertujuan demi melanjutkan ekspor gandum dari Ukraina.
"Barusan (saya) melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Putin dan membicarakan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Menyambut baik keputusan Rusia bergabung kembali dalam inisiatif ini," cuit Jokowi dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter resmi, @jokowi, pada Rabu malam.
Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam merupakan inisiatif yang ditandatangani Rusia, Ukraina, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Turki di Istanbul pada 22 Juli 2022 untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam.
Cuitan Jokowi mengonfirmasi pernyataan sebelumnya dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang pada Rabu juga menyampaikan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergi Shoigu telah memberikan pernyataan terkait keputusan negaranya kembali bergabung dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam kepada Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.
Sumber: Anadolu