Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menghibahkan kitab tafsir Al Quran yang berjudul "Al-Tahrir wa al-Tanwir", karya Ulama Tafsir Tunisia, 'Allamah Muhammad Thahir bin 'Asyur, kepada mahasiswa Indonesia di Tunisia yang umumnya belajar di Universitas Zaitunah, Tunis, Rabu (8/6).
Hibah kitab tafsir ulama terkemuka Tunisia tersebut diberikan kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU), Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), Ikatan Alumni Pesantren Darul Qolam, Ikatan Alumni Pesantren al-Kautsar, dan Ikatan Alumni Makom Albab.
"Saya mendengarkan aspirasi perihal keinginan para mahasiswa untuk memiliki kitab tafsir 'Al-Tahrir wa al-Tanwir', karya ulama terkemuka Tunisia, 'Allamah Muhammad Thahir bin 'Asyur. Saya langsung memenuhi aspirasi mereka,” ujar Zuhairi Misrawi dalam keterangan tertulis yang diterima dari KBRI Tunis di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan "Al-Tahrir wa al-Tanwir" merupakan salah satu kitab tafsir kontemporer yang penting karena mempunyai keindahan bahasa dan kedalaman makna.
“Saatnya para mahasiswa membaca dan melakukan kajian secara intensif atas kitab tafsir ini", ujar Zuhairi, penulis buku "Al-Quran Kitab Toleransi", yang sebagian besar merujuk pada kitab tafsir "Al-Tahrir wa al-Tanwir".
Ia menambahkan, bahwa pemikiran 'Allamah Muhammad Thahir bin 'Asyur telah memberikan pengaruh luas di dunia Islam, khususnya di Indonesia.
"Setahu saya Profesor Quraish Shihab juga sering merujuk pada kitab tafsir "Al-Tahrir wa al-Tanwir", dan beberapa ulama NU dan Muhammadiyah lainnya. Saya optimis, jika mahasiswa di Universitas Zaitunah membaca dan mengkaji kitab tafsir ini, mereka akan mampu menimba mutiara al-Quran dan menyebar luaskannya di Tanah Air untuk kokohnya moderasi beragama", ujar dia.
Diskusi Hari Lahir Pancasila
Pada kesempatan beberapa hati sebelumnya Kedutaan Besar RI di Tunis memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 dengan menggelar diskusi tentang "Pancasila: Gotong-Royong untuk Masa Depan Indonesia dan Perdamaian Dunia" di Wisma Dubes RI di Tunis.Pada kegiatan itu, Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi memberikan pengantar tentang sejarah, gagasan, dan implementasi Pancasila, menurut keterangan KBRI Tunis yang diterima di Jakarta, Jumat.
"Kami bangsa Indonesia memperingati sebuah peristiwa bersejarah, yaitu lahirnya Pancasila, lebih tepatnya Pidato Pancasila Sukarno, Bapak Proklamator Indonesia pada 1 Juni 1945," kata Dubes Zuhairi.
Menurut dia, bangsa Indonesia patut untuk merasa bangga dan beruntung karena memiliki Pancasila yang telah terbukti sebagai falsafah dan ideologi yang mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa.
"Ada banyak yang bertanya kepada saya sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia, apa yang membuat 280 juta warga Indonesia mau bersatu? Saya jawab, Pancasila adalah common platform dan kesepakatan yang kokoh di antara komunitas suku, agama, dan bahasa. Pancasila terbukti berhasil mempersatukan bangsa dan negeri," ujarnya.
Ia menambahkan, Pancasila juga telah menjadi kekuatan besar Indonesia, karena mampu membangkitkan semangat gotong-royong.
"Dalam pidato Pancasila 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan bahwa esensi Pancasila adalah gotong-royong. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, gotong-royong merupakan kunci keberhasilan Indonesia melalui krisis dan mewujudkan keadilan sosial. Bahkan, gotong-royong menjadi semangat diplomasi Indonesia dengan berbagai negara lain, termasuk Tunisia," katanya. Pada diskusi itu, mantan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Faisal Oewaiqah menyampaikan apresiasinya pada Indonesia karena mampu mengimplementasikan Pancasila dalam berbagai sektor kebijakan.
"Pancasila bisa mewarnai ranah politik, ekonomi, dan kebudayaan. Pancasila benar-benar menjadi kekuatan besar yang mampu mempersatukan dan membangun ekonomi Indonesia," kata Faisal.
Sementara itu, Guru Besar Sosiologi di Universitas Sousse, Tunisia Munshif Abdul Jalil menyampaikan bahwa Pancasila sebagai suatu falsafah bangsa telah mampu membawa Indonesia pada puncak kejayaan.
"Saya sangat tertarik dengan dimensi ketuhanan, kemanusiaan, dan kebangsaan yang terdapat di dalam Pancasila. Dalam hal ini Pancasila mampu memecahkan polemik di kalangan akademis perihal ketuhanan, kemanusiaan, dan kebangsaan. Ini sesuatu yang sangat luar biasa," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dubes Zuhairi hibahkan kitab tafsir ke mahasiswa Indonesia di Tunisia