Cianjur, Jabar (ANTARA) - Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Cianjur, Jawa Barat, belum menemukan penyakit kuku mulut (PMK) pada hewan ternak yang ada di daerah itu, namun pengawasan dan pemeriksaan ditingkatkan yang berkoordinasi dengan kepolisian.
Medik veteriner atau Sub-koordinator Pengawasan Pemasukan dan Pengeluaran Hewan dan Produk Hewan (P3H) Dislutkanak Cianjur, Kharisudin di Cianjur Kamis, mengatakan pihaknya langsung melakukan upaya antisipasi sejak merebaknya wabah PMK terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca juga: TVRI dan ANTARA Jawa Barat wacanakan sinergi pemberitaan daerah
"Kami langsung melakukan koordinasi dengan mengumpulkan unit pelaksana, termasuk pengelola Rumah Pemotongan Hewan serta balai peternakan milik dinas, semua bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin," katanya.
Tercatat dari 1000 ekor hewan yang ada di sejumlah peternakan sudah dilakukan pemeriksaan, hasilnya tidak ada indikasi kasus yang ditemukan di Cianjur, namun peternak diimbau tetap waspada dan segera melapor jika menemukan hewan ternak dengan gejala PMK.
Pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran ke sejumlah peternak di Cianjur untuk tidak menerima atau membeli hewan ternak dari Jateng dan Jatim karena di kedua propinsi tersebut ditemukan asal PMK.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dinas perhubungan dan Polres Cianjur untuk membantu pemantauan dan pengawasan distribusi hewan dari luar daerah di perbatasan terutama menjelang hari raya kurban karena banyak pasokan dari luar daerah," katanya.
Dislutkanak bersama Polres Cianjur tingkatkan pengawasan antisipasi wabah PMK
Kamis, 19 Mei 2022 18:15 WIB