"Kegiatan kumpul para kiai seperti ini penting. Jadi bisa saling bersilaturahmi saling tukar pemikiran. Saya bangga Ketum PBNU menghidupkan budaya keliling ke kiai-kiai," ujar Ra Kholil.
Keliling ke kiai seperti yang dilakukan Gus Yahya, kata Ra Kholil mengingatkan pada KH Wahab Hasbullah dan KH Abdurrahman Wahid yang juga suka keliling ke pesantren dan kiai-kiai.
Selama tiga hari, silaturahmi pada Rabu dimulai dengan ziarah ke Makam KHR Asad Syamsul Arifin, KHR Syamsul Arifin dan KHR Fawaid Asad yang ada di Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo Asembagus Situbondo.
Di Pesantren Sukorejo, kedatangan Gus Yahya langsung disambut KHR Ahmad Azaim Ibrahimy serta sejumlah ulama pengasuh pesantren Sukorejo.
Usai ziarah di makam, Gus Yahya yang datang ditemani Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua PBNU Amin Said Husni ini lantas mengikuti salat dzuhur berjamaah dan silaturahmi ke kediaman KH Azaim.
"Momentum kedatangan Ketua Umum PBNU semacam inilah yang kami rindukan. Di tempat ini ada banyak sejarah panjang Nahdlatul Ulama," tutur KH Azaim ketika menyambut Gus Yahya.
KH Azaim lantas menceritakan momentum KHR Asad Syamsul Arifin menerima mandat tongkat dan tasbih dari Syaichona Cholil Bangkalan sebelum NU didirikan.
KH Asad pula yang dipercaya oleh Hadratusyech Hasyim Asy'ari untuk mengkonsultasikan tentang NU dan lambang-nya.