Jakarta (ANTARA) - Sudah cukup penantian panjang masyarakat Indonesia menahan beratnya rindu, tak bertemu keluarga di kampung halaman.
Pandemi COVID-19 benar-benar membuat mereka larut dalam kesedihan akibat tak bisa berjabat tangan langsung untuk saling bermaaf-maafan ataupun sekadar menikmati hangatnya opor ayam dengan sayur labu siam.
Baca juga: Menhub minta maaf apabila penyelenggaraan mudik Lebaran belum penuhi harapan
Dua tahun terasa begitu lama dan berat. Berbagai larangan pembatasan aktivitas dikeluarkan oleh pemerintah agar tak ada lagi korban jiwa yang dihabisi oleh virus SARS-CoV-2. Tidak hanya itu, Shalat Id ditiadakan dan setiap pintu rumah tertutup rapat.
Hanya ada keheningan dan kehampaan pada hari Lebaran di dua tahun itu. Untungnya, Indonesia sudah mengenal berbagai macam aplikasi yang dapat menyatukan ruang dan waktu, sehingga semua orang dapat saling melepas rindu dan berbagi sapa meski dari balik layar.
Memasuki tahun ketiga, dengan budaya gotong royong, semua pihak berhasil mengendalikan pandemi. Kini, kegiatan mudik sudah diperbolehkan kembali. Pemerintah bahkan melalui Kementerian Perhubungan berhasil memprediksi setidaknya sekitar 80 juta warga Indonesia mengikuti mudik pada tahun 2022.
Baik melewati panjangnya jalan, luasnya samudera ataupun tingginya udara, semua moda transportasi nampak dipenuhi oleh pemudik. Pada Selasa (26/4) misalnya, General Manager Operation ASTRA Tol Cipali mencatat sudah ada sebanyak 21.132 kendaraan yang didominasi oleh kendaraan golongan I yang melintasi Tol Palimanan, Jawa Barat enam hari menjelang Lebaran.
Antusias tinggi pemudik akhirnya juga berhasil membuat aparat kepolisian bekerja keras. Jumlah kendaraan yang terus meningkat membuat one way (satu jalan) dan contra flow diterapkan di sejumlah jalan tol, utamanya yang mengarah ke Pulau Jawa.
Baca juga: Mudik bisa menjadi langkah awal menuju endemi, kata Kominfo
Pengelola moda transportasi kereta api (KA) bahkan juga mengakui hal yang sama. Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menyebutkan pihaknya memberangkatkan 35.100 penumpang pada Sabtu (30/4). Bila dirincikan, ada 16.300 pemudik berangkat dari Stasiun Gambir dan 18.800 pemudik dari Stasiun Pasar Senen.
“Jika ditambah dengan penumpang yang naik juga dari Bekasi, Karawang, Cikarang, Cikampek, dan Jakarta kota, maka secara keseluruhan volume keberangkatan penumpang dari KA yang berangkat dari Daop 1 Jakarta, sudah mengisi semua tempat duduk yang tersedia,” ucap Eva.
Saking antusiasnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan apabila Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten memiliki sekitar 900 penerbangan dengan angka pergerakan penumpang mendekati sekitar 125.000 pada H-1 menjelang Lebaran.
Keseruan Lebaran 2022
Beberapa membawa tas gendong besar dan plastik putih berisikan makanan. Ada pula yang membawa satu dua kardus sembari menggenggam jemari anak-anaknya. Kita bahkan tak bisa mengintip isi mobil melalui kaca belakang bagasi karena berbagai barang ditumpuk sampai ke atas.
Serba serbi oleh-oleh banyak disiapkan, supaya dapat dinikmati bersama keluarga tercinta.
Sikap gotong royong itu pula yang berhasil membuat seluruh umat Muslim bisa mendengarkan takbir sekencang-kencangnya dan bersujud pada Tuhan Yang Maha Esa bersama-sama.
Kalau berbicara mengenai keseruan di Lebaran tahun 2022, sudah jelas ada-ada saja tingkah laku dari pemudik di negara dengan bendera Merah Putih yang berhasil mewarnai pandemi.
Seperti kisah salah satu pemudik asal Tangerang, Suparno. Bukan anak ataupun sanak saudara yang ANTARA temui di kursi belakang mobilnya. Pria yang berkendara bersama istrinya menuju Kota Salatiga, Jawa Tengah itu justru lebih memilih membawa dua kucing kesayangannya.
Suparno mengatakan telah berkendara setidaknya selama sembilan jam. Selama itu pula, dirinya terus memastikan hewan peliharaannya tetap dalam kondisi prima mengikuti mudik. Bahkan, persediaan sahur untuk kucing-kucingnya masih tersisa.
Berbeda dengan mobil sebelah yang ditumpangi pemudik asal Jakarta, Rahmah. Ia mengaku ingin cepat-cepat mudik dan tak kena macet, tidak ada barang lain yang dirinya ingat selain beberapa lapis baju. Padahal, Rahmah harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke Jawa Timur.
Benar saja, mobilnya tampak sepi. Tidak ada barang yang berserakan, makanan yang terlihat ataupun selimut yang menghangatkan tubuh saat Tol Kalikangkung, Jawa Tengah diguyur hujan malam itu.
Ada pula kisah istri seorang pemudik sepeda motor yang tertinggal, juga kisah pemudik yang kehilangan kekasih hatinya di Pelabuhan Merak, Banten. Seorang petugas Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Radmiadi menjelaskan kejadian tersebut terjadi saat para pemudik sedang mengantre masuk ke dalam kapal.
“Ditunggu di depan stopper sepeda motor dermaga V. Apakah ada? Apa ada kode-kode tertentu seperti melambaikan tangan? Halo-Halo? owalah urung ketemu iki. Tadi ada istrinya ditinggal suaminya, sekarang cowoknya ketinggalan cewek,” kata Ramiadi sambil melambaikan tangan ke arah pemudik.
Ramiadi mengaku pada hari itu ada empat laporan yang ia terima. Di antaranya seorang istri yang tertinggal oleh suaminya sejak dari dermaga I, seorang istri yang mencari suaminya, empat tiket sepeda motor yang hilang dan sepasang kekasih yang saling mencari satu sama lain. Untungnya setelah satu jam ke sana kemari, mereka berhasil saling bertemu.
Kelucuan juga tidak bisa lepas dari salah satu sifat warga Indonesia yang suka nekat melakukan sesuatu. Contoh saja Pujiyono, seorang ojek online dari Jakarta yang langsung menerjang ramainya Jalan Pantura hingga Alas Roban, Batang, Jawa Tengah tepat setelah bekerja.
Alasannya sederhana, hanya ingin berkendara ditemani angin sepoi-sepoi sembari mampir minum es kelapa agar mudik dengan damai.
“Saya habis kerja langsung pulang kampung. Habis kencang-kencangan di Jalur Pantura, mampir ke Alas Roban istirahat minum kelapa, cuacanya juga sejuk jadi saya senang,” katanya.
Sama dengan Pujiyono, pemudik asal Jakarta, Ari, langsung mengendarai sepeda motornya jam 02.00 WIB dini hari agar bisa merasakan jalan pintas yang sepi sebelum mengalami macetnya jalanan menuju Kota Solo.
Ada pula yang terharu bisa merasakan kembali opor ayam khas buatan keluarga. Pemudik dengan tujuan Surabaya, Sri mengaku senang dapat kembali memakan makanan khas Lebaran bersama cucu-cucunya.
“Buat nenek-nenek, opor ayam dan sambal ati kentang itu nggih cara terbaik mengisi tenaga sebelum jadi capik tangis-tangisan sama cucu,” katanya.
Ketatnya protokol kesehatan
Antusiasme masyarakat memang tinggi. Tapi tak ada satu pun yang lupa untuk disiplin menjaga protokol kesehatan, semua orang tekun memakai masker dan menjaga jarak.
Pemerintah juga bersemangat memastikan pemudik tidak tertular COVID-19. Misalnya, memberlakukan pembatasan kunjungan di rest area selama 30 menit. Hal itu diupayakan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan dan rapatnya jarak antar pemudik.
Dari sisi kesehatan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan satgas pusat bersama satgas di tingkat daerah memperketat pengamanan protokol kesehatan di sejumlah titik jalur mudik seperti di rest area ataupun fasilitas umum publik, termasuk di jalur internasional dan perbatasan antar daerah.
Pemantauan protokol kesehatan yang ketat itu dilakukan dengan terus menyuarakan penggunaan Aplikasi PeduliLindungi juga membagikan masker dan handsanitizer kepada para pemudik secara gratis.
Sementara di sisi keamanan, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo Polri menegaskan kepolisian selalu berupaya untuk mengurai kepadatan di berbagai ruas jalan dengan memprioritaskan keselamatan setiap pengemudi agar tetap dalam kondisi prima.
Tahun ini, pihaknya sudah mempersiapkan rest area yang kondusif bagi pengemudi untuk beristirahat di kala mengalami kelelahan. Sejumlah pos pelayanan seperti takjil bagi yang berpuasa, tenda vaksinasi booster, ruang baca sudah disiapkan.
“Kita imbau terus untuk istirahat sejenak di rest area yang ada pos pelayanan terpadu bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa memanfaatkan pos pelayanannya. Informasi masalah mudik juga betul-betul harus disiapkan. Sehingga masyarakat yang mudik, bisa mendapatkan informasi dari kepolisian,” ujar Sigit.
Memang benar, mudik aman dan nyaman harus kita wujudkan supaya negara dapat segera terbebas dari pandemi COVID-19.