Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan diskusi untuk mencegah dan menangkal paham radikalisme dengan memanfaatkan kearifan lokal setiap daerah.
"Indonesia memiliki kearifan lokal yang dapat menangkal radikalisme dan terorisme," kata Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) Dr. Ngatawi Al-Zastrow dalam keterangannya, Jumat.
Baca juga: Universitas Indonesia duduki posisi 3 Asia Tenggara versi Times Higher Education
Ia mengatakan ini bukan berarti kearifan lokal menjadi solusi radikalisme dan terorisme, melainkan apakah masyarakat Indonesia mampu memanfaatkannya untuk itu. Kearifan lokal itu ibarat emas dan berlian yang perlu diolah. Ia bukan sekadar pengetahuan, melainkan ilmu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Zastrow menambahkan, kearifan lokal yang termasuk dalam kebudayaan ini harus menjadi ilmu laku. Kebudayaan harus built-in dalam diri, terekspresi dalam laku, dan terwujud dalam kerangka pikir.
Pernyataan Zastrow tersebut disampaikan dalam diskusi “Membingkai Budaya Keberagaman, Meneguhkan NKRI, Menolak NII”. Acara yang diadakan MAC UI berkolaborasi dengan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI dan Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme, Majelis Ulama Indonesia (BPET-MUI) ini disiarkan langsung melalui kanal Youtube.