Senin pagi, wakil perdana menteri Ukraina, Iryna Vershchuk, mengatakan tidak ada kemungkinan pasukan negara itu akan menyerah di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung di timur.
Dengan sedikit tanda-tanda meredanya konflik, fokus kembali ke apakah pasar akan mampu menggantikan barel Rusia yang terkena sanksi.
"Serangan Houthi di terminal energi Saudi, peringatan akan kekurangan struktural dalam produksi dari OPEC, dan potensi embargo minyak Uni Eropa terhadap Rusia telah membuat harga minyak melonjak di Asia," kata analis senior OANDA Jeffrey Halley dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak menguat tetapi catat penurunan mingguan kedua berturut-turut
"Bahkan jika perang Ukraina berakhir besok, dunia akan menghadapi defisit energi struktural, berkat sanksi Rusia."
Selama akhir pekan, serangan oleh kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyebabkan penurunan sementara dalam produksi di usaha patungan kilang Saudi Aramco di Yanbu, menambah kekhawatiran di pasar produk minyak yang gelisah, di mana Rusia adalah pemasok utama dan persediaan global berada di posisi terendah dalam beberapa tahun.
Laporan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, menunjukkan beberapa produsen masih kurang dari kuota pasokan yang disepakati.
Harga minyak melonjak setelah UE rencanakan gabung AS embargo minyak Rusia
Senin, 21 Maret 2022 16:34 WIB