Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) M Ridwan Kamil mengatakan perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina bisa dijadikan momentum bagi pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan riset mengenai energi baru dan terbarukan (EBT).
"Kenaikan harga minyak ini diharapkan menjadi momentum bagi daerah penghasil migas untuk memanfaatkan windfall profit dari Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk pengembangan EBT," kata Ridwan Kamil dalam keterangannya di Bandung, Rabu.
Baca juga: PLTS Terapung Cirata diharapkan beroperasi sesuai target
Baca juga: PLTS Terapung Cirata diharapkan beroperasi sesuai target
Menurut Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil ini, gejolak geopolitik dunia yang terjadi saat ini, khususnya di Eropa sangat berpengaruh terhadap situasi global tak terkecuali terhadap sektor energi.
Salah satunya ialah dampak dari invasi Rusia atas Ukraina yang mengakibatkan terjadinya lonjakan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi, yang tentu saja turut berpengaruh kepada harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
Harga rata-rata ICP per bulan Februari 2022 sudah dipatok 95,72 Dolar Amerika Serikat per barel, kenaikan ini cukup signifikan jika dibandingkan harga setahun sebelumnya yang berada di sekitar 60,36 dolar AS per barel.
Harga rata-rata ICP per bulan Februari 2022 sudah dipatok 95,72 Dolar Amerika Serikat per barel, kenaikan ini cukup signifikan jika dibandingkan harga setahun sebelumnya yang berada di sekitar 60,36 dolar AS per barel.