"Kondisi pandemi COVID-19 memaksa sebagian besar pesantren di Jawa Barat bisa membiayai kebutuhan operasional secara sendiri," katanya.
Namun pada kenyataannya dan menjadi masalah, menurut Kusmana, ialah belum semua pesantren di Jawa Barat bisa mandiri secara ekonomi.
"Hal ini mengakibatkan kemunduran pesantren. Padahal, di sisi lain pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi," katanya.
Baca juga: 2.574 pesantren tergabung dalam program OPOP Jawa Barat
Hanya saja, lanjut Kusmana, sebagian besar masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Alasan itulah yang menjadi landasan mengapa Program OPOP kembali hadir tahun 2022 yakni untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pesantren, untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri.
Baca juga: Program OPOP dorong pesantren buka peluang lapangan kerja