Bahkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang merupakan fakultas tertua di Tanah Air dalam mencetak para dokter hanya menempati peringkat diantara 251 hingga 300 berdasar QS Top Universities 2021. Bandingkan dengan Fakultas Kedokteran di National University of Singapore yang menempati peringkat 24 dan Fakultas Kedokteran Universitas di Malaysia yang menempati peringkat 145 dunia.
Ada beberapa masalah pendidikan dan pelayanan kesehatan di Tanah Air terkait masalah pendidikan dan pelayanan kesehatan kesehatan yang harus diatasi agar dapat mencapai standar kualitas pendidikan kualitas pendidikan yang universitas dan sesuai dengan standar global WHO.
“Salah satu upaya transformasi pendidikan dan layanan kesehatan dapat dilakukan melalui revisi Undang-undang Pendidikan Kedokteran yang baru,” ujar Marsis saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: KKI siapkan rancangan regulasi praktik kedokteran di era revolusi industri 4.0
UU Pendidikan Kedokteran yang sebelumnya disahkan pada 2013 dinilai kurang dapat mengakomodir perubahan yang terjadi secara pesat dalam beberapa waktu terakhir. Adanya revisi tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk penguatan layanan primer, pemerataan distribusi dokter yang saat ini menumpuk di Pulau Jawa dan kecukupannya, beasiswa pendidikan kedinasan, program percepatan produksi dokter spesialis, dan program meningkatkan peran kolegium.
Serta mampu dalam persaingan mobilitas dokter untuk mengisi kebutuhan tenaga dokter bagi kebutuhan global, dengan rekognisi standar kualitas yang diakui secara bilateral dan multilateral.
Transformasi pendidikan kedokteran diperlukan dalam bidang pendidikan dan pelatihan institusi, akreditasi serta regulasi, keuangan dan keberlanjutan, pemantauan dan evaluasi, serta tata kelola dan perencanaan.
“Untuk menerapkan itu semua (transformasi pendidikan kedokteran) perlu adanya regulasi baru. Jika tidak maka akan melanggar semua peraturan universal yang berlaku dengan melakukan kolaborasi berbagai pihak,” kata dia menerangkan.