New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh sekitar dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran memasuki tahap akhir yang dapat membuka lebih banyak pasokan minyak mentah, tetapi kerugian dibatasi oleh ketegangan antara eksportir energi utama Rusia dan Barat atas Ukraina.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,84 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi menetap di 92,97 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret kehilangan 1,9 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 91,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca juga: Harga minyak pulih sebagian, Kyiv disebut serang pemberontak dukungan Rusia
"(Pasar) minyak terkunci dalam tarik ulur antara keringanan sanksi Iran dan ketegangan Rusia-Ukraina," kata Stephen Brennock dari pialang PVM Oil.
Kedua harga acuan naik ke level tertinggi sejak September 2014 di awal pekan dan keduanya terus menghadapi kemunduran ekstrim dalam beberapa bulan mendatang, struktur pasar di mana kontrak segera lebih mahal daripada kontrak untuk tanggal selanjutnya, menunjukkan ketatnya pasokan.
Kontrak berjangka untuk Brent dan WTI hingga Agustus berada dalam apa yang disebut Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho, "super-backwardation" dengan setiap bulan diperdagangkan setidaknya 1 dolar AS per barel di bawah bulan sebelumnya.