New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka mencatat kenaikan kuat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), didukung meningkatnya optimisme di pasar di tengah pelemahan dolar AS, harapan untuk permintaan yang lebih tinggi di negara berkembang dan pemotongan pasokan oleh eksportir minyak terbesar dunia.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terangkat 1,84 dolar AS atau 2,52 persen, menjadi menetap di 74,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September menguat 1,71 dolar AS atau 2,20 persen, menjadi ditutup pada 79,40 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Penyelesaian Brent adalah yang tertinggi sejak 28 April dan WTI sejak 1 Mei. Brent secara teknis berada di wilayah overbought untuk kedua kalinya dalam tiga hari.
"Penembusan tertinggi baru-baru ini dapat dilihat sebagai langkah bullish yang dapat memberi (Brent) momentum untuk menembus kembali di atas 80 dolar AS," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA seperti dikutip Reuters. "Reli masih memiliki momentum pada tahap ini," tambahnya.
Dolar AS turun ke level terendah dua bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya sehari setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengisyaratkan bank sentral AS mendekati akhir siklus pengetatannya. Dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami memperkirakan pengurangan produksi dan meningkatnya permintaan untuk mengangkat harga ke depan," dengan harga spot minyak mentah Brent naik menjadi 81 dolar AS per barel pada akhir tahun ini dan rata-rata 84 dolar AS per barel tahun depan, menurut laporan bulanan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga minyak melonjak didorong peningkatan optimisme pasar