Jakarta (ANTARA) - Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Institut Teknologi Bandung, Indonesia (ITB) untuk melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih yang akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia.
“MHI telah menjadi yang terdepan dalam mendukung transisi energi Indonesia selama hampir setengah abad. Melalui kemitraan berkelanjutan dengan ITB ini, kami berupaya mengembangkan solusi energi bersih yang akan mempercepat dekarbonisasi di Indonesia,” kata Kepala Kantor Pusat Transisi Energi dan Tenaga MHI Ken Kawai dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PT Pindad dorong IA ITB kontribusi di industri manufaktur pertahanan
Ken Kawai berharap kerja sama yang bermanfaat dengan ITB tersebut dapat membantu MHI untuk mencapai emisi nol bersih.
Melalui MOU tersebut kegiatan antar kedua belah pihak akan mencakup studi kelayakan, investigasi, validasi, dan teknologi litbang yang akan menggerakkan transisi energi negara. MOU tersebut akan berlaku selama lima tahun dan hasil penelitiannya akan menjadi landasan diskusi untuk mendirikan pusat litbang bersama di Indonesia.
“Selama dua tahun terakhir, kami telah berkolaborasi dengan MHI untuk melakukan studi kelayakan tahap lanjutan dalam bidang energi bersih, khususnya evaluasi amonia dan co-firing biomassa dari aspek finansial dan teknis,” ujar Reini Wirahadikusumah Rektor ITB.
Reini mempercayai aktivitas tersebut akan bermanfaat bagi industri kelistrikan Indonesia. Ia pun harap tindak lanjut dari MOU tersebut dapat menciptakan ide-ide dan rekomendasi bermanfaat bagi perjalanan dekarbonisasi Indonesia.
MOU sebelumnya antara MHI dan ITB1 memungkinkan studi kelayakan bersama tentang sumber energi baru seperti hidrogen dan amonia, serta sistem kontrol kualitas udara (AQCS) dan solusi microgrid. Sejak MOU ini ditandatangani pada tahun 2020, MHI dan ITB juga berkolaborasi dalam pelatihan insinyur masa depan Indonesia dengan melakukan kuliah bersama pada topik-topik seperti analisis big data, biomassa, siklus gabungan gasifikasi terintegrasi, hidrogen dan AQCS.
Adapun MOU baru yang dilakukan secara daring pada 7 Februari lalu tersebut hadir di tengah peningkatan upaya Indonesia untuk mendekarbonisasi sektor energinya. Hal tersebut terbukti dalam komitmennya baru-baru ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Baca juga: Kerja sama riset dengan ITB akan terus ditingkatkan, sebut Menteri BUMN
Baca juga: Dekranasda Jabar libatkan ahli ITB susun buku tenun