Brent dan WTI turun sekitar 2,0 persen pada Selasa (8/2/2022), merosot untuk sesi kedua berturut-turut, karena Washington melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Kesepakatan semacam itu dapat mencabut sanksi AS terhadap minyak Iran dan dengan cepat menambah pasokan ke pasar, meskipun sejumlah masalah vital masih perlu diselesaikan.
"Dengan negosiasi yang sedang berlangsung, harga minyak kemungkinan akan kehilangan tenaga di minggu depan, meskipun ada lonjakan yang lebih tinggi yang kita lihat hari ini," kata Teng, menambahkan bahwa ada juga beberapa aksi ambil untung di antara investor yang menjadi berhati-hati setelah harga mencapai level tertinggi lebih dari 7 tahun.
Harga minyak di dekat 100 dolar AS per barel juga bisa menarik lebih banyak produksi dari Amerika Serikat. Badan Informasi Energi AS memperkirakan produksi minyak mentah AS naik 770.000 barel per hari menjadi 11,97 juta barel per hari pada 2022.
Sementara itu, kekhawatiran atas Ukraina tertahan ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia yakin langkah-langkah dapat diambil untuk mengurangi eskalasi krisis setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta semua pihak untuk tetap tenang.
Baca juga: Harga minyak tergelincir dari tertinggi 7 tahun jelang pembicaraan AS-Iran
Baca juga: Harga minyak berlanjut turun di Asia jelang lebih banyak pembicaraan AS-Iran