Beijing (ANTARA) - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Selasa sore, menjelang dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat (AS) dan Iran yang dapat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang dapat mengarah pada penghapusan sanksi terhadap penjualan minyak Iran dan meningkatkan pasokan global.
Harga minyak mentah Brent terakhir turun 22 sen atau 0,24 persen, menjadi diperdagangkan di 92,47 dolar AS per barel pada pukul 07.16 GMT, setelah mencapai level tertinggi tujuh tahun di 94 dolar AS pada Senin (7/2/2022). Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 14 sen atau 0,16 persen, menjadi diperdagangkan di 91,18 dolar per per barel.
Baca juga: Harga minyak berlanjut turun di Asia jelang lebih banyak pembicaraan AS-Iran
Kedua kontrak harga minyak telah menyentuh puncak tujuh tahun terakhir, didukung oleh permintaan global yang kuat, ketegangan yang sedang berlangsung di Eropa Timur dan potensi gangguan pasokan karena kondisi cuaca AS yang dingin.
Pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, yang berlangsung di Wina, akan dilanjutkan pada Selasa setelah jeda 10 hari. Amerika Serikat telah memulihkan beberapa keringanan sanksi, sementara Iran menuntut pencabutan sanksi sepenuhnya dan jaminan AS tidak akan ada langkah hukuman lebih lanjut.
"Minyak mentah berjangka lebih rendah karena momok minyak Iran memukul pasar membebani sentimen," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan pada Selasa, mencatat bahwa negosiator telah mengutip "kemajuan" dalam mencapai kesepakatan yang "pada akhirnya akan mengembalikan minyak negara yang terkena sanksi" itu ke pasar global.
Harga minyak tergelincir dari tertinggi 7 tahun jelang pembicaraan AS-Iran
Selasa, 8 Februari 2022 16:01 WIB