Amerika Serikat memperingatkan bahwa Rusia berencana menggunakan serangan bertahap sebagai pembenaran untuk menyerang Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan NATO dan Barat atas meningkatnya ketegangan, bahkan saat ia telah memindahkan ribuan tentara ke dekat perbatasan Ukraina.
Baca juga: Harga minyak naik setelah OPEC+ pertahankan kenaikan pasokan, stok AS jatuh
"Dengan risiko geopolitik di Ukraina dan hanya peningkatan bertahap produksi oleh OPEC+, harga diperkirakan akan menuju 100 dolar AS per barel," Chiyoki Chen, kepala analis di Sunward Trading mengatakan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat awal pekan ini untuk tetap mempertahankan kenaikan moderat sebesar 400.000 barel per hari (bph) dalam produksi minyak, dengan kelompok tersebut telah berjuang untuk memenuhi target yang ada dan meskipun ada tekanan dari konsumen utama untuk meningkatkan produksi lebih cepat.
Namun, dalam jangka menengah, beberapa analis memperkirakan pasar minyak akan segera mengalami surplus pada kuartal berikutnya, membantu mengerem lonjakan harga baru-baru ini.
"Kami memperkirakan tren berurutan dari penarikan stok global triwulanan akan beralih ke persediaan segera setelah kuartal kedua tahun ini, dan bertahan selama 15-18 bulan ke depan,” kata analis di Citi Research dalam sebuah catatan pada Kamis malam (3/2/2022).
Baca juga: Harga minyak naik di Asia setelah stok AS turun, keputusan OPEC+ jadi fokus
Harga minyak terus menguat di atas 90 dolar saat badai musim dingin landa AS
Jumat, 4 Februari 2022 16:20 WIB