Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, minggu ini sepakat untuk mempertahankan kenaikan bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph) dalam produksi mereka meskipun ada tekanan dari konsumen untuk meningkatkan pasokan lebih cepat.
Baca juga: Harga minyak naik di Asia setelah stok AS turun, keputusan OPEC+ jadi fokus
Analis Goldman Sachs memperkirakan Brent akan melampaui 100 dolar AS per barel pada kuartal ketiga. Pialang telah memperkirakan bahwa OPEC+ dapat mempertimbangkan pelonggaran pemotongan produksi yang lebih cepat.
Beberapa anggota OPEC berjuang untuk memompa lebih banyak meskipun harga berada di level tertinggi tujuh tahun.
Irak memompa 4,16 juta barel per hari minyak pada Januari, di bawah batasnya 4,28 juta barel per hari di bawah kesepakatan OPEC+, menurut data dari pemasar milik negara SOMO yang dilihat oleh Reuters.
Analis telah melihat produksi Amerika Serikat sebagai sebuah penawar, meskipun produksi turun menjadi 11,5 juta barel per hari dalam minggu terakhir, dan jauh dari rekor 2019 sebesar 12,3 juta barel per hari, menurut data federal.
Namun, Kepala Eksekutif ConocoPhillips Ryan Lance mengatakan harga tinggi dapat menyebabkan produsen minyak AS menambah produksi terlalu cepat, yang menyebabkan kelebihan pasokan.
Baca juga: Harga minyak catat kenaikan bulanan terbesar setahun karena pasokan mengetat
Harga minyak melonjak, WTI tembus 90 dolar untuk pertama kali sejak 2014
Jumat, 4 Februari 2022 9:00 WIB