New York (ANTARA) - Harga minyak lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), bahkan mengakhiri Januari dengan kenaikan bulanan terbesar dalam setahun, didorong oleh kekurangan pasokan dan ketegangan politik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Kontrak berjangka Brent paling aktif untuk pengiriman April menguat 74 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 89,26 dolar AS per barel. Kontrak bulan depan, untuk pengiriman Maret, yang berakhir pada akhir sesi, naik 1,18 sen atau 1,3 persen menjadi berakhir pada 91,21 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia menuju bulan terbaik sejak Februari 2021
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terangkat 1,33 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 88,15 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak berjangka mencatat level tertinggi sejak Oktober 2014 pada Jumat (28/1/2022) masing-masing di 91,70 dolar AS dan 88,84 dolar AS per barel, dan kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Mereka melonjak sekitar 17 persen bulan ini, terbesar sejak Februari 2021.
Analis pasar dan sumber Reuters secara luas memperkirakan OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, untuk menjaga kebijakan peningkatan produksi bertahap ketika bertemu pada Rabu (2/2/2022).
Harga minyak catat kenaikan bulanan terbesar setahun karena pasokan mengetat
Selasa, 1 Februari 2022 7:04 WIB