Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang berbeda untuk mencapai kondisi yang berbeda pula. Kondisi pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi efek dari metode untuk mencapai hasil pembelajaran. Kondisi dari pembelajaran merupakan variabel yang berinteraksi dengan metode untuk mempengaruhi efektivitas relatif dan tidak bisa dimanipulasi dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini melalui kontrol para guru dan pengembang pembelajaran. Hasil dari pembelajaran adalah berbagai macam efek yang menjadi suatu ukuran terhadap nilai atau manfaat dari metode-metode alternatif. Hasil dari pembelajaran akan memiliki kondisi yang berbeda-beda yang bisa sesuatu yang aktual atau yang diharapkan.
Kurikulum 2013 yang memiliki ciri khas harus adanya nilai karakter yang diintegrasikan di setiap mata pelajaran, salah satunya adalah PJOK. Maka dari itu, guru PJOK SD harus mampu untuk mengupayakan perkembangan karakter siswa melalui proses pembelajaran. Agar guru pendidikan PJOK berbasis pengembangan karakter, maka beberapa tahapan berikut dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan karakter diantaranya : spiritual, perencanaan, pengorganisasian, refleksi dan repitisi, kebersamaan, internalisasi, praktik nilai dan evaluasi.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, untuk meningkatkan kemampuan guru PJOK SD dalam pengembangan karakter siswa, perlu dilakukan transformasi metode pembelajaran PJOK. Hal ini meniscayakan adanya penambahan variasi metode pembelajaran, yang semula didominasi oleh metode yang berlandaskan pada teori belajar behaviorisme, menjadi teori belajar konstruktivisme, yang menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Sejalan dengan pandangan kontruktivist yang mengharuskan guru untuk berupaya memenuhi terlebih dahulu kebutuhan holistik dari siswanya, implementasi metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa harus sesuai dengan pola managemen kelas yang dilakukan guru. Guru PJOK perlu meningkatkan keterlibatan dan empati terhadap siswa agar mendapat kepercayaan dari mereka.
Desain pembelajaran harus banyak memberikan relaksasi kepada siswa saat melakukan aktivitas. Hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Model pembelajaran PAKEM merupakan hasil pengembangan dari metode pembelajaran Pendidikan jasmani yang dikemukakan Mosston & Ashworth (1986). PAKEM ini memiliki dua bagian, yaitu desain model dan implementasi model. Desain model lebih menekankan pada perancangan terhadap berbagai aspek dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, sedangkan implementasi model lebih menekankan pada realisasi berbagai aspek dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam desainnya(Wahab, 2019; Zulminiati, 2015). Langkah-langkah implementasi model pembelajaran PAKEM berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertama sebagai tahap penyajian materi merupakan tahap esensial bagi keberhasilan siswa dalam memperoleh materi baru. Kedua merupakan gabungan dari tahap orientasi, pelacakan, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan tahap transfer. Ketiga sebagai tahap aplikasi sistemik yaitu siswa melakukan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Keempat disebut sebagai tahap demonstrasi eksplorasi kembali terhadap materi yang sedang dibahas dengan menggunakan cara geraknya sendiri. Kelima disebut dengan tahap umpan balik terhadap materi yang sedang dibahas.
5. Sasaran Pembelajaran PJOK SD
Sasaran pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan Kesehatan berfokus untuk membantu siswa dalam melakukan gerak secara efesien, meningkatkan kualitas penampilan, dan memelihara derajat kesehatan. Krool yang dikutip Lutan (1991) menyatakan, “Physical education is education through, and not of the physical”, jadi Pendidikan jasmani merupakan Pendidikan menyeluruh bukan hanya fisik semata. Pendidikan jasmani dipercaya sebagai suatu aktivitas yang memiliki manfaat dalam pengembangan sifat-sifat manusia yang unggul seperti teguh pendirian, daya juang, sportivitas yang handal, kejujuran dan kemampuan bekerjasama Pangrazi & Beighle (2019). Ini merupakan keunggulan nilai lebih yang melekat pada Pendidikan jasmani disamping atribut lain dalam mengembangkan aspek psikomotor dan kognitif anak didik. Keyakinan terhadap nilai lebih menjadikan alasan mengapa Pendidikan jasmani merupakan pelajaran wajib di Sekolah Dasar malahan Tingkat Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi yang mewajibkan mahasiswa untuk menempuhnya.
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa sasaran pembelajaran PJOK tidak hanya bersifat fisik semata dan mengabaikan pada sasaran non fisik, walau ssecara jujur penulis akui PJOK objeknya formalnya adalah gerak fisik insani, namun tidak berarti dengan objek formalnya yang demikian menyebabkan hilangnya subtansi lain seperti aspek kognitif, afektif, dan social. Di tingkat Sekolah Dasar sebaiknya materi tidak dikemas dalam bentuk kecabangan olahraga akan tetapi berdasar unit aktivitas tertentu. Guru perlu diberikan keleluasaan untuk mengembangkan pola pengajarannya, apalagi kondisi sekolah dasar sangat beragam baik fasilitas, sarana prasarana maupun insfrastruktur lainnya (Ali Maksum, dkk, 1998; Mutohir, 1996). Dalam mencapai sasaran pembelajaran PJOK yang efektif siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembuatan keputusan dalam kelas dan belajar berdiskusi, memecahkan masalah dan mengkontruksi pengetahuannya sehingga guru PJOK bertindak sebagai fasilitator belajar.