Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi kembali terkoreksi seiring pengumuman hasil rapat Bank Indonesia siang nanti.
Rupiah pagi ini masih bergerak menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.231 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.244 per dolar AS.
"Rupiah kemungkinan akan tertekan karena efek dari penguatan indeks dolar yang kemarin mencapai level tertinggi sejak Juli 2020, yang merupakan imbas dari tapering The Fed," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Indeks dolar menyentuh 96,266 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli 2020. Namun pagi ini indeks dolar terlihat melemah.
"Sedangkan dari dalam negeri, diharapkan prospek ekonomi dalam negeri yang lebih baik bisa menopang rupiah," ujar Rully
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (17/11) kemarin mencapai 522 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 13 kasus sehingga totalnya mencapai 143.698 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 458 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.390 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 132,01 juta orang dan vaksin dosis kedua 86,28 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.185 per dolar AS hingga Rp14.265 per dolar AS.
Pada Rabu (17/11) lalu, rupiah ditutup melemah 24 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.244 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.220 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi menguat 13 poin
Baca juga: Rupiah kembali melemah terhdap dolar AS dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Kurs Rupiah Rabu pagi melemah pasca rilis data penjualan ritel AS