"Kemenkes sudah memberikan komitmen untuk bisa menggunakan ini (Vaksin Merah Putih) nantinya untuk proses vaksinasi atau mungkin untuk 'boosters'," kata Nasih di Surabaya, Jumat.
Nantinya vaksin yang dikembangkan Unair itu akan diberikan secara gratis bagi kelompok masyarakat kurang mampu, sedangkan bagi masyarakat kalangan mampu akan ada biaya yang dikenakan.
"Tahun 2022 akan ada skenario yang berkaitan dengan penyuntikan vaksin. Paling tidak ada sebagian masyarakat, khususnya masyarakat mampu yang harus menanggung sendiri vaksinasinya atau boosters," katanya.
Saat ini, Unair telah merampungkan uji praklinis tahap dua. Tim peneliti akan mengirimkan laporannya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dievaluasi.
Usai dievaluasi, pihaknya akan mendapatkan rekomendasi dan izin terkait pelaksanaan uji klinis vaksin.
Selanjutnya jika izin telah diberikan BPOM, maka uji klinis Vaksin Merah Putih tersebut rencananya akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya.
"Kami sudah tanda tangan kontrak dengan RSUD dr Soetomo untuk bisa menyiapkan seluruh kebutuhan yang dibutuhkan (saat uji klinis). Semua kami serahkan ke kawan-kawan di Soetomo, untuk rekrutmen relawan, pelaporan dan lainnya," ucapnya.
Meski demikian, Nasih belum mengetahui waktu pasti pelaksanaan uji klinis itu akan dilakukan.
Yang jelas, kata dia, uji klinis tidak sampai tahun depan.
Yang jelas, kata dia, uji klinis tidak sampai tahun depan.
"Insya Allah tidak sampai tahun depan," tuturnya.
Baca juga: Uji klinik Vaksin Merah Putih ditargetkan akhir tahun 2021
Baca juga: Vaksin Merah Putih diharapkan penuhi 50 persen kebutuhan nasional
Baca juga: BPOM pastikan EUA Vaksin Unair ditargetkan semester pertama 2022