Garut (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKBU) Kabupaten Garut, Jawa Barat menilai dua perayaan hari besar, Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih, yang jarang terjadi dalam waktu bersama momentum bagi umat Islam dan Nasrani menjaga toleransi dan kebersamaan.
"Semoga dengan kesamaannya ini merupakan sebuah sarana untuk kemudian menjadi alat pemersatu bagi antara umat beragama, khususnya kristiani dengan Islam dalam berbangsa dan bernegara," kata Ketua FKUB Kabupaten Garut Mahyar Suara melalui telepon seluler di Garut, Jumat.
Ia menuturkan hari besar agama umat Islam yakni Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih untuk Nasrani memiliki makna tersendiri dengan tetap menunjukkan toleransi, saling menghargai, dan menjaga hubungan kebersamaan sebagai bangsa Indonesia.
Menurut dia, umat dua agama yang merayakan hari besar telah menjaga kekeluargaannya sebagai satu warga yang tinggal di Kabupaten Garut dengan menunjukkan saling mengucapkan selamat hari besar.
"Kekeluargaan sekali antaragama di sini, sangat kekeluargaan antara kita di sini antarumat beragama," kata Mahyar.
Ia mengungkapkan umat berbeda agama di Garut selama ini selalu menunjukkan hal yang positif, terutama dalam sisi kemanusiaan, seperti saling membantu jika ada kegiatan dan menjenguk apabila ada yang sakit.
"Saling melayat kalau sakit, kalau ada hajatan saling dorong," katanya.
Momentum hari besar agama dalam waktu bersamaan disambut baik oleh kaum muda dari organisasi mahasiswa Islam dan pemuda Nasrani di Kabupaten Garut dengan saling memberikan selamat.
Salah satunya disampaikan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Garut Ipan Nuralam bahwa momentum Idul Fitri 1442 Hijriah yang bertepatan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih merupakan anugerah untuk menjalin solidaritas antarumat beragama.
"Bagi saya momentum Lebaran yang bertepatan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih adalah sebuah anugerah untuk menjalin solidaritas antarumat beragama," katanya.
Ia menyampaikan wacana pluralisme dan toleransi antarumat beragama tidak boleh berhenti pada tatanan masyarakat elite dan menengah, melainkan ke semua tataran paling bawah di masyarakat.
Ia berharap, konflik yang terjadi akibat perbedaan ras, etnis, agama, suku, dan budaya perlahan akan hilang jika terus menggelorakan wacana toleransi dan pluralisme di Indonesia.
"Kita berbeda agama tapi kita satu Indonesia, harapan saya, khususnya di Kabupaten Garut tidak ada lagi konflik yang terjadi mengatasnamakan agama," katanya.
Ketua Pemuda Pemudi Forum Kerjasama Kristiani Garut (FKKG) Firman Hapendi memandang momentum hari besar Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih merupakan hal luar biasa untuk saling menghargai.
"Ada rencana yang indah bagi kita untuk saling solidaritas dan menghargai satu sama lain, momen ini harus direspons dengan baik oleh kita, di mana hal ini terjadi bukan kebetulan namun agar kita semakin menjunjung tinggi kesatuan bangsa," katanya.
Ia berharap, banyak anak muda untuk terus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi dan solidaritas dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Kiranya banyak anak muda sadar pentingnya toleransi dan solidaritas serta menyadari jiwa kebangsaan agar bangsa Indonesia senantiasa memiliki damai sejahtera, walaupun banyaknya perbedaan, ras, etnis, dan lain sebagainya tetapi disatukan dalam Indonesia," katanya.
Baca juga: Tempat wisata di Garut dibuka dengan syarat protokol kesehatan
Baca juga: Lapas Garut buka layanan kunjungan warga binaan lewat daring