Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur membuka layanan "hotline" untuk memfasilitasi para keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182.
"Saya informasikan bahwa rumah sakit Polri telah membuka 'hotline' dengan nomor 0812-3503-9292," ujar Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Asep Hendradiana dalam jumpa pers di RS Polri Jakarta, Minggu.
Selain itu, RS Polri juga menyediakan layanan pendampingan kepada keluarga korban yang datang langsung ke posko "ante mortem" RS Polri Kramat Jati, Jakarta.
Asep mengatakan keluarga korban yang telah menjalani pemeriksaan "ante mortem" akan memperoleh pendampingan psikologi dan keagamaan.
Sementara itu, Sekretaris Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Sespusdokkes) Polri Kombes Pol Hariyanto mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan tiga posko ante mortem, masing-masing di RS Polri Kramat Jati, Dermaga JICT II Tanjung Priok, dan Bandara Supadio Pontianak.
"Kabiddokes di kewilayahan juga sudah menyatakan mem-'backup' sepenuhnya untuk operasi DVI (Disaster Victim Identification) ini," tutur Hariyanto.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat "take off" dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data "manifest", pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Dua kantong jenazah temuan korban Sriwijaya dikirim ke RS Polri
Baca juga: Titik jatuh SJ 182 ditemukan, tim fokus cari korban dan kotak hitam
Ini "hotline" di RS Polri untuk layani keluarga korban Sriwijaya Air
Minggu, 10 Januari 2021 16:23 WIB