Jakarta (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tidak melintasi awan signifikan yang menyebabkan turbulensi atau in-cloud turbulence.
“Pesawat SJ 182 melintasi area dengan nilai dbz yang rendah (kurang dari 25) yang menandakan bukan area awan signifikan, bukan area hujan serta bukan area in cloud turbulence atau turbulensi yang terjadi dalam awan yang signifikan," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan kronologi penerbangan pesawat SJ 182 yaitu pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat pada pukul 14.38 WIB karena kondisi cuaca.
Namun, ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat SJ 182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landasan pacu 25L dengan tujuan yang sama.
Oleh karena itu, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Pada pukul 14.39.47 WIB, ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.
Penyebabnya diduga karena tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.
Kemudian, ATC Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 WIB.
“Itu adalah komunikasi terakhir dengan SJ 182,” kata Capt Nurcahyo.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan sempat ada peringatan dini terkait kondisi cuaca di wilayah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang-Banten di hari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terbang dari Jakarta menuju Pontianak.
“Sempat peringatan dini cuaca bandara diberikan pada 13.15 meski kemudian jarak pandang semakin membaik,” katanya.
Dia menjelaskan kondisi cuaca pada saat kejadian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berdasarkan observasi di Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk pada pukul 13.31 WIB.
“Di situ kita lihat warna kuning. Hingga menyebabkan pesawat melakukan hold boarding,” katanya.
Baca juga: KNKT ungkap temuan awal perawatan pesawat Sriwijaya SJ 182
Baca juga: KNKT temukan anomali sistem autothrottle pesawat Sriwijaya SJ 182
Baca juga: Airnav sebut SJ 182 sempat berbelok ke kiri hindari cuaca