Jakarta (ANTARA) - Laporan akhir tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan bahwa anomali berupa uncommanded signal menjadi penyebab kecelakaan kereta api di Cicalengka, Jawa Barat, yang melibatkan KA 350 CL Bandung Raya dan KA 65A Turangga.
“KNKT menyimpulkan bahwa kecelakaan ini terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan persinyalan blok mekanik,” ujar Plt. Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Gusnaedi Rachmanas dalam konferensi pers bertajuk, “Laporan Akhir Hasil Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian” di Jakarta, Jumat.
Edi, sapaan akrab Gusnaedi, menjelaskan bahwa terdapat perbedaan sistem blok antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka. Stasiun Haurpugur menggunakan sistem blok elektrik, sedangkan Stasiun Cicalengka menggunakan sistem blok mekanik.
Untuk menghubungkan kedua sistem tersebut, kata Edi, maka digunakan sebuah perangkat interface di Stasiun Cicalengka. Uncommanded signal muncul akibat adanya tegangan dengan amplitudo tinggi dalam waktu singkat yang dialami oleh interface Stasiun Cicalengka ketika menerima sinyal dari Stasiun Haurpugur.
Saat itu, kata Edi, Stasiun Haurpugur mengirim sinyal keberangkatan KA 350 CL Bandung Raya ke Stasiun Cicalengka.
Ketika menerima sinyal keberangkatan itulah, terjadi gangguan dalam interface Stasiun Cicalengka, yang pada akhirnya mengirim uncommanded signal, yakni sinyal yang menyatakan bahwa petak jalan ke arah Stasiun Haurpugur aman untuk dilalui oleh kereta api.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Investigasi KNKT: Anomali sinyal jadi penyebab laka KA di Cicalengka