Jakarta (ANTARA) - Jika sebagian besar mobil di segmen city car menggunakan penggerak roda depan (front wheel drive/FWD), maka lain halnya dengan Renault Twingo listrik (EV) yang diciptakan dengan penggerak roda belakang.
Dengan baterai 22 kWh, Twingo Electric dapat melaju sejauh 270 kilometer atau perjalanan di dalam kota selama seminggu penuh untuk rata-rata orang Eropa.
Artinya, kebanyakan konsumen di Eropa hanya perlu mengisi baterai (charge/cas) mobil ini sampai penuh sekali dalam sepekan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Dibangun di atas platform yang dirancang untuk mobil listrik, Twingo Electric menawarkan kinerja yang sama dengan Twingo sebelumnya, yang berhasil memberikan pengalaman menyenangkan dalam berkendara," tulis Renault dalam siaran pers perusahaan, dikutip Senin (19/10).
Perusahaan mobil asal Prancis itu menyatakan, Twingo menggunakan penggerak roda belakang dengan baterai yang awet agar mobil itu bisa menjelajah ke berbagai medan jalan.
Twingo EV yang dirilis kali ini adalah generasi ketiga sejak mobil pertama mereka beroperasi pada 1992. Renault mengklaim penjualan mobil mungil itu mencapai lebih dari empat juta mobil di 25 negara.
Renault mengklaim, Twingo hanya memerlukan pengisian daya selama 30 menit untuk jarak tempuh 80 kilometer.
Namun jika mobil itu dicas di rumah dengan daya 2,3 kW (10 A) maka membutuhkan waktu 15 jam. Sedangkan bila memakai perangkat Wallbox 7,4 kW (32 A) membutuhkan waktu pengisian 4 jam untuk membuat baterai 21,4 kW seberat 165 kilogram itu penuh dengan listrik.
Twingo dengan kecepatan maksimal 135 km/jam dijual 25.220 dolar AS, atau sekira Rp371,4 juta.
Baca juga: Segini harga Renault Kwid RXL terbaru di India
Baca juga: Menteri Luhut ingin Indonesia jadi destinasi investasi kendaraan listrik
Baca juga: GM kembangkan teknologi baterai "wireless" untuk mobil listrik
Renault Twingo listrik klaim hanya perlu dicas seminggu sekali
Selasa, 20 Oktober 2020 8:53 WIB