Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro menyatakan UI mungkin akan menggunakan sistem campuran (blended learning), yaitu penerapan sistem dalam jaringan (daring) dan tatap muka dalam pembelajaran ke depannya.
"Dengan adanya protokol kesehatan, maka kelas tidak akan mungkin terisi kapasitas 100 persen oleh mahasiswa. Maka setengah mahasiswa belajar di kelas, setengahnya lagi belajar berkelompok secara daring di rumah secara bergantian," katanya dalam pernyataan di Depok, Sabtu.
Dosennya pun, kata dia, tidak perlu harus selalu mengajar di dalam kelas, bisa juga mengajar dari kantornya ataupun dari rumah, khususnya bagi staf pengajar yang sudah sepuh atau berusia lanjut.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan konferensi ilmiah juga akan dilakukan melalui sistem daring dan penyediaan "e-certificate". Dimungkinkan juga akan dilakukan sistem "graduate assitant".
Baca juga: Rektor UI nyatakan BUMN sebagai lokomotif ekonomi pascapandemi COVID-19
"Dalam sistem ini, para asisten dosen akan direkrut dari lulusan dan alumni, untuk membantu dosen senior melaksanakan perkuliahan dengan sistem daring," kata Ari Kuncoro.
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Ir Nizam mengapresiasi implementasi kampus merdeka di masa pandemik yang telah dilakukan UI, yaitu membuat modul bagi para mahasiswa sukarelawan.
Baca juga: UI serahkan dua unit ventilator COVENT-20 ke RSCM
Ia mengatakan menjadi sukarelawan menunjukkan praktik nyata atas kampus merdeka. Antusiasme mahasiswa sangat tinggi untuk menjadi sukarelawan, di mana tercatat dalam kurun waktu tiga hari, sebanyak 15 ribu mahasiswa mendaftarkan diri menjadi sukarelawan.
"Semangat Merah Putih para mahasiswa sangat tinggi, dan aksi ini mampu membangun empati dan jiwa kemanusiaan. Kami mengapresiasi UI yang juga menjadikan SKS (satuan kredit semester) bagi para mahasiswa yang menjadi sukarelawan," demikian Nizam.
Baca juga: UI salurkan 1.000 paket APD ke rumah sakit di Kota Depok