Jakarta (ANTARA) - Mata uang digital (cryptocurrency), terutama Bitcoin, semakin populer di kalangan milenial, baik sebagai alat pembayaran maupun instrumen investasi di masa mendatang.
Menurut survei Harris Poll tahun 2019, 30 persen milenial lebih memilih investasi Bitcoin dibandingkan dengan obligasi pemerintah, 27 persen memilih Bitcoin daripada saham, dan 24 persen memilih Bitcoin daripada investasi properti.
Selanjutnya, 20 persen dari responden mengaku telah memiliki Bitcoin dan 59 persen responden dari kalangan usia 18-34 tahun memiliki pandangan yang positif terhadap Bitcoin sebagai inovasi keuangan yang baru dan menjanjikan.
Sementara itu, tren investasi di kalangan generasi milenial Indonesia sedang meningkat. Menurut survei Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor usia 18-25 tahun naik hingga 120,6 persen pada 2016 dan 2018.
Tidak hanya memilih instrumen investasi tradisional seperti saham, obligasi, dan reksa dana, generasi milenial juga mulai menginvestasikan dana dalam bentuk mata uang digital.
Nilai Bitcoin terus meningkat dengan cepat, bahkan mencapai puncak tertinggi pada akhir tahun 2017, dimana valuasinya mencapai Rp275 juta (USD 20.000) untuk 1 Bitcoin.
Sebagai perbandingan, jika seseorang menginvestasikan Rp14.000 pada awal dekade ini untuk Bitcoin, maka investasi tersebut akan bernilai Rp1,2 miliar pada hari ini.
Namun demikian, menurut penyedia platform perdagangan mata uang digital CoinDeal, perlu dicatat bahwa Bitcoin merupakan aset dengan kategori risiko tinggi (high risk). Pasar perdagangan mata uang digital masih fluktuatif.
Paul Veradittakit, seorang partner di perusahaan investasi Bitcoin, Pantera Capital, menyarankan para investor untuk mendiversifikasikan mata uang digital mereka dan tidak menginvestasikan semua aset ke dalam satu tempat.
CoinDeal menawarkan banyak pilihan crypto-pairs populer seperti Ethereum, Bitcoin, Litecoin, juga berbagai pilihan dari mata uang fiat seperti euro, dolar AS, dan poundsterling.
“Saya tidak memiliki lisensi khusus untuk memberikan rekomendasi finansial, dan pernyataan saya jangan dijadikan acuan untuk melakukan investasi tertentu. Menilai dari kinerja sebelumnya, menurut saya adanya penurunan block reward pada bulan Mei mendatang akan menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang cukup drastis,” kata Alex Strzesniewski, COO CoinDeal, dalam pernyataannya, dikutip Kamis.
Sebagai tambahan, klub sepakbola populer seperti Wolverhampton Wanderers F.C. juga sudah menerima konsep mata uang digital. Mereka berkolaborasi dengan CoinDeal untuk mempromosikan penggunaan mata uang digital.
“Di CoinDeal, kami telah berkomitmen untuk menjamin keamanan transaksi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berinvestasi yang baik. Melalui kerja sama ini, kami ingin memperkenalkan dunia blockchain kepada masyarakat melalui olah raga, dan kami menemukan banyak peminat mata uang digital di sini,” kata Alex.
Baca juga: Kepala keuangan negara G7 cegah rencana koin digital Facebook
Baca juga: Peluang mata uang digital "Libra" di pasar Indonesia
Survei: Mata uang digital makin populer di kalangan milenial
Kamis, 5 Maret 2020 7:54 WIB