Bandung (ANTARA) - Pesawat N250 yang merupakan karya Presiden Ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie akan segera dipindahkan ke Museum Mandala Dirgantara di Yogyakarta, untuk dipamerkan kepada publik.
Plt Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia PTDI, Irlan Budiman, Kamis mengatakan pemindahan pesawat tersebut akan segera dilakukan agar bisa menjadi edukasi bagi masyarakat. Selain itu masyarakat juga bisa mengenal sosok almarhum BJ Habibie melalui karyanya.
Baca juga: Dirut PTDI: Kontribusi besar BJ Habibie di industri pesawat terbang
"Ini (N250) nanti akan kita copot, setelah itu kita akan rakit lagi di sana, karena tidak mungkin diterbangkan," kata Irlan di Hangar PTDI, Kota Bandung.
Dia menuturkan, pesawat sempat membuat negara lain segan melihat industri penerbangan milik Indonesia. N250 merupakan karya putra Tanah Air yang terbaik di kelasnya pada era itu dan mampu mengangkat pamor Indonesia di mata dunia.
Baca juga: PTDI segera selesaikan sertifikasi pesawat N219
"Saat itu N250 terbang untuk sertifikasi ke Prancis, sudah terbang sampai ke Eropa, ini membuat dunia melek bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang yang memang saat itu cukup canggih di kelasnya," kata Irlan.
Pesawat karya Habibie yang mampu menampung 50 penumpang itu memiliki teknologi Fly By Wire dan merupakan pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.
Baca juga: Jokowi: PTDI satu-satunya industri dirgantara di Asia Tenggara
Irlan menuturkan, saat itu sekitar 3.000 karyawan terlibat dalam proses pembuatan pesawat itu. Para insinyur pembuatnya pun saat itu telah menempuh pendidikan di Jerman.
"Kurang lebih 3.000 karyawan terlibat, yang punya pencetus idenya itu Pak Habibie, enginer-nya juga sudah disekolahkan ke luar negeri," katanya.
Baca juga: Kenangan BJ Habibie di lantai 9 Gedung PT Dirgantara Indonesia
Hingga kini pesawat bersejarah itu masih disimpan di hangar PTDI yang juga satu kawasan dengan Bandara Husein Sastra Negara.