Bandung (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya erupsi freatik di Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, meski status aktivitas gunung tersebut masih berada pada Level I atau Normal.
Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan dengan curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut turut meningkatkan potensi erupsi freatik karena terjadi kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung api.
"Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah,” kata Wafid di Bandung, Senin.
Wafid menjelaskan, saat air di danau kawah bertemu dengan material vulkanik panas, akan terjadi pemanasan yang sangat cepat dan menghasilkan uap dengan tekanan tinggi hingga menghasilkan erupsi freatik.
Dia mengatakan, berdasarkan pemantauan dari 30 Mei hingga 1 Juni 2025, tercatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan berupa 21 hingga 37 kejadian gempa hembusan serta 100 kejadian gempa frekuensi rendah.
Dia menambahkan, gempa-gempa ini menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal dan berkaitan erat dengan peningkatan hembusan gas dari dasar kawah.
