Bansung (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mendorong Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) untuk meningkatkan kuota pembiayaan rumah bersubsidi khususnya melalui KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Hal itu, kata Menteri PKP Maruarar Sirait, karena untuk tahun 2025 kuota KPR FLPP ditingkatkan signifikan dari 220 ribu menjadi 350 ribu unit rumah secara nasional dan Jabar mendapatkan kuota 105 ribu unit.
"Saya, harapannya BJB dengan adanya perubahan, dari gubernur, terobosan, dan dengan dirut baru, bisa ditingkatkan untuk pembiayaannya," kata Menteri PKP Maruarar Sirait usai rapat pembahasan optimalisasi Program KPR Sejahtera FLPP di Kantor BJB Bandung, Senin.
Pasalnya, kata dia, berdasarkan keterangan BP Tapera, selama ini mayoritas pembiayaan KPR 80 persen dari BTN dan BJB rata-rata baru 5,2 persen dari kuota di Jawa Barat (Jabar).
Idealnya, lanjut dia, kuota pembiayaan BJB meningkat 10 persen dari kuota rumah bersubsidi di Jabar, bahkan menurutnya banyak masukan kuotanya semestinya sampai 30 persen.
"Tolong didengarkan juga Pak Dirut BJB, dari warga Jabar minta sampai 30 persen artinya 30 ribu. Katanya mau jadi tuan rumah di Jawa Barat, masa hanya 5 persen atau 3 persen," kata Ara, sapaan Maruarar Sirait.
Bahkan Ara berjanji akan memberikan hadiah umroh pada 10 pegawai BJB terbaik dari dananya pribadi jika target-target ini tercapai.
"Saya akan kasih 10 orang pegawai terbaik Bank BJB untuk umroh dengan biaya dari uang pribadi jika target ini tercapai. Saya cinta sama Jawa Barat dengan sepenuh hati dan ingin Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jawa Barat bisa memanfaatkan KPR FLPP dan memiliki rumah pertama yang berkualitas dan angsuran KPR FLPP yang terjangkau. Mari kita berlomba-lomba berbuat kebaikan dan membantu rakyat untuk memiliki rumah layak huni lewat FLPP," ucapnya.
Rapat hari ini, disebut Ara, menjadi dorongan serius dari pihaknya dengan juga turut melibatkan BP Tapera, REI Jabar, hingga Pemprov Jabar.
