Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (Jabar) memprediksi jumlah penduduk di Provinsi Jabar pada Tahun 2020 akan mencapai sekitar 49,94 juta jiwa atau mendekati angka 50 juta.
"Kalau pada Tahun 2010 penduduk Jabar mencapai 43,05 juta jiwa, dengan berbagai asumsi demografi, maka diproyeksikan pada Tahun 2020 penduduk Jabar akan sekitar 49,94 juta jiwa," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dody Herlando pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) dengan tema Digitalisasi Data Kependudukan Jabar, di Museum Gedung Sate Bandung, Kamis.
Dody mengatakan perkiraan tersebut akan terkonfirmosi dengan hasil penghitungan sensus yang sesungguhnya di Tahun 2020.
Dia menuturkan pada Tahun 2020 Indonesia akan melaksanakan sensus penduduk (SP2020) dan berdasarkan amanat Undang-undang No 16 Tahun 1997 tentang Statistik, rekomendasi PBB dan menuju satu data kependudukan Indonesia.
"Tujuan Sensus Penduduk adalah untuk mendapatkan Informasi jumlah, komposisi, distribusi dan karakterisitik penduduk," kata dia.
Dia menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dari SP2020 adalah mengetehui jumlah penduduk menurut wilayah sampai wilayah lingkungan terkecil (RT) diperoleh data dasar yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan pembangunan, seperti penyediaan sarana kesehatan, pendidikan, perumahan, dan Iain sebagainya serta manfaat tertib administrasi kependudukan.
Menurut dia, Sensus Penduduk (SP2020) adalah sensus ke-tujuh yang dilakukan Indonesia sejak kemerdekaan dan menjelang era data kependudukan baru dan sesuai dengan salah salah rekomendasi PBB.
Dia mengatakan pada 2020 Sensus Penduduk yang akan dilaksanakan dengan metode kombinasi.
Metode kombinasi digunakan sebagai upaya transisi dari sensus dengan metode tradisional menuiu sensus dengan metode berbasis registrasi (UNECE 2078 Guidelines on the use of registers and administrafive data for populalation and housing censuses).
"Metode kombinasi akan menjawab polemik berbedanya jumlah penduduk versi BPS dan Adminduk yang selama ini terjadi, karena memang konsep, definisi, metodologi dan waktu pencatatan keduanya berbeda," kata dia.
Inovasi yang dilakukan pada SP2020 adalah pemanfaatan data administrasi kependudukan dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai kerangka data dasar.
Data registrasi penduduk yang dimiliki oleh Kemendagri akan digunakan sebagai acuan petugas dalam melakukan pencacahan dan SP2020 juga memanfaatkan computer aided web interviewing (CAWI).
Dia menuturkan melalui metode CAWI, setiap orang dapat memperbaharui data pada web yang telah disediakan secara mandiri. CAWI akan dilakukan pada Februari – Maret 2020.
"Selanjutnya pada bulan Juli 2020 akan dilakukan pendataan oleh petugas bagi penduduk yang belum terdaftar dalam daftar penduduk," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia (18 persen penduduk Indonesia ada di Jawa Barat), provinsi dengan jumlah generasi milenial di 2019 sebesar 32,86 persen terhadap total penduduk, maka Jawa Barat memiliki potensi besar.
Dia menambahkan suksesnya Sensus Penduduk di 2020 nanti, sangat tergantung pada tingkat partisipasi seluruh komponen masyarakat di Jawa Barat.
"Menjelang era data kependudukan baru, mari sama-sama berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Penduduk 2020, melalui Sensus Penduduk Online pada Februari-Maret 2020," kata dia.
BPS prediksi penduduk Jawa Barat capai 50 juta jiwa pada 2020
Kamis, 22 Agustus 2019 18:58 WIB