Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika memamerkan proyek infrastruktur jaringan Palapa Ring di forum tahunan World Summit on the Information Society (WSIS) yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Dalam sesi High-Level Policy Panel WSIS, Direktur Jenderal Pos dan Pemberdayaan Informatika (PPI) Kominfo Ahmad M. Ramli menyampaikan Indonesia terus membangun ekosistem digital dan mengukuhkan posisi sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
"Sebagai negara dengan target kontribusi GDP senilai 130 miliar dolar AS dari sektor ekonomi pada 2020 nanti, Indonesia terus membangun ekosistem digitalnya. Salah satunya adalah penyelesaian pembangunan Jaringan Tulang Punggung Berkapasitas Tinggi Nasional, Palapa Ring," kata Ahmad M. Ramli, dalam keterangan pers Kominfo, Kamis.
Jaringan infrastruktur Palapa Ring akan dapat melayani Internet kecepatan tinggi di lebih dari 440 kota dan kabupaten di Indonesia. Palapa Ring diharapkan dapat mendorong inklusivitas dan adopsi sektor finansial serta pembayaran digital di Indonesia, apalagi saat ini jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai 150 juta orang.
Dalam membangun ekonomi digital di Indonesia, ujarnya, dipakai pendekatan multi-stakeholder antara lain dengan mengadakan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Program Nasional 1000 Startup, Next Indonesia Unicorn (Nexticorn), Go Online Program dan Digital Talent Scholarship.
Empat penghargaan
Sementara itu, dalam keterangan persnya, Kominfo mengumumkan empat perwakilan Indonesia yang berhasil meraih penghargaan Champion dari PBB, setelah melewati kompetisi ketat melibatkan 1.062 inisiatif dari seluruh dunia yang mendaftar ke WSIS Prizes.
Inisiatif berprestasi yang berhasil membawa pulang penghargaan tersebut yaitu Data Bojonegoro (Relawan TIK Indonesia), Baktiku Pada Petani (Telkomsel), Baktiku Negeriku (Telkomsel), dan Saintif (Mahasiswa Universitas Diponegoro).
Data Bojonegoro dari Relawan TIK Indonesia berupa layanan data, informasi, jurnal kepustakaan online bagi masyarakat dan pengampu kebijakan di Bojonegoro. Sedangkan Baktiku Pada Petani adalah program Telkomsel untuk meningkatkan kapasitas petani dan pertanian dengan menggunakan platform digital.
Baktiku Negeriku adalah program yang mendorong pemberdayaan komunitas rural dengan pendekatan berbasis teknologi informasi, sedangkan Saintif adalah media online edukasi dan pengetahuan karya mahasiswa Universitas Diponegoro yang dibangun secara swadaya.
Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU), Houlin Zhao memberikan penghargaan itu kepada para pemenang dalam acara yang digelar pada Selasa (9/4).
Kompetisi WSIS Prizes adalah ajang tahunan yang mengundang seluruh pemangku kepentingan bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dari berbagai negara di dunia untuk menyampaikan inisiatif karya yang terbagi atas 18 kategori.
Penghargaan tersebut mengumpulkan dan mengevaluasi usulan dari seluruh dunia mengenai aktivitas industri TIK, baik perangkat keras, jaringan, dan aplikasi melalui proses seleksi yang sangat ketat oleh ITU yang merupakan badan tertinggi PBB pada bidang teknologi dan informasi.
Kemkominfo pamerkan Palapa Ring di Jenewa Swiss
Kamis, 11 April 2019 13:07 WIB