Bandung (Antaranews Jabar) - Indonesia masih kekurangan tenaga pengawas industri pertambangan atau inspektur tambang, padahal perannya cukup penting karena terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pertambangan secara baik dan benar khususnya jaminan keselamatan pertambangan dan aspek lingkungan.
Saat ini ada sekitar 3.000 perusahaan tambang di Indonesia yang beroperasi namun jumlah inspektur tambangnya hanya 900 orang, kata Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widajatno di Bandung, Sabtu.
"Yang sudah beroperasi ada sekitar 3.000-an. Kalau terjadi empat kali pemeriksaan per tahunnya maka empat kali 3.000 maka harusnya ada 12.000 orang," kata Djoko disela-sela acara "Mining for Life" di Museum Geologi Bandung.
Dia menjelaskan salah satu masalah terkait inspektur tambang di daerah adalah regulasinya yakni mereka tercatat sebagai pegawai pemerintah pusat (Kementerian ESDM).
"Sekarang masalahnya sistem penggajiannya dibebankan kepada pusat, kemudian daerah kalau mengurus itu, `ah itu kan bukan orang saya`. Sehingga para inspektur tambang ini kadang-kadang enggak punya tempat duduk atau bekerja," kata dia.
Akan tetapi, lanjut Djoko, persoalan terkait inspektur tambang tersebut sudah mulai diatasi oleh Kementerian ESDM.
Dia optimistis segala permasalahan terkait pertambangan di Indonesia akan terus dibenahi oleh pemerintah, terlebih sektor tambang memberikan banyak manfaat untuk negara, khususnya untuk pendapatan negara bukan pajak.
Sementara itu, terkait acara Mining for Life yang digelar di Museum Geologi Bandung, Djoko sangat mengapresiasi acara tersebut karena bisa menjadi wadah edukasi tentang pertambangan yang komprehensif kepada masyarakat umum.
Ketua Komite Public Relations Indonesian Mining Association (IMA) Anita Avianty menuturkan acara Mining for Life ini diisi dengan serangkaian acara meliputi, pameran foto, instalasi dan video informatif mengenai praktik pertambangan yang baik dan bertanggung jawab.
Baca juga: Asosiasi Pertambangan Indonesia gelar edukasi publik
Kemudian ada juga kompetisi media sosial, kompetisi vlog stand-up comedy, diskusi bersama para CEO perusahaan tambang dengan pimpinan media massa, kompetisi karya jurnalistik serta acara musik yang menghadirkan band ternama.
"Tujuan acara ini untuk memberikan pemahaman tentang manfaat tambang pada kehidupan sehari-hari melalui pendekatan populer sehingga akan mudah dipahami oleh masyarakat termasuk juga generasi millenial," kata dia.
Oleh karenanya, lanjut Anita, IMA juga menyediakan sejumlah peraga terkait industri pertambangan yang dipamerkan secara menarik dan dikemas secara interaktif untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang dunia tambang.
"Harapannya, masyarakat menjadi lebih teredukasi atas manfaat dan hal-hal positif terkait tambang, serta tidak melulu terpapar sisi negatif yang tidak tersajikan secara berimbang," kata Anita.
Baca juga: Wagub Jabar sidak ke perusahaan tambang di Tasikmalaya
Indonesia masih kekurangan pengawas industri pertambangan
Sabtu, 19 Januari 2019 21:16 WIB